“Pesantren Itu Super Penting bagi Wisata Halal di Jatim”

Sandiaga Uno (foto: ngopibareng.id)

MTN, Banyuwangi – Sandiaga Uno mengatakan bahwa peran pesantren itu super penting bagi wisata halal di Jawa-Timur.

Dilansir dari Detik, Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan bahwa ribuan pesantren di Jatim akan menjadi lokomotif penggerak wisata halal yang potensial.

“Pesantren (itu) super penting bagi lokomotif wisata halal yang sekarang menjadi peluang untuk total penciptaan 4,48 juta tenaga kerja. Dan pariwisata halal ini market terbesarnya justru Jawa timur,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno saat sambang kiai di momen 1 Rajab di Banyuwangi (12/1/2024).

Sandiaga menyebutkan bahwa Banyuwangi menjadi rute baru wisata halal dengan destinasi ziarah yang bisa menjadi tujuan wisata.

“Yang mengirimkan wisatawan Nusantara tapi destinasi terbanyak itu Jatim ada Wali Songo dan Banyuwangi sampai ke Bali yang menjadi pusat perhatian para peziarah,” jelas Sandiaga Uno.

Sementara, untuk tujuan ziarah di Banyuwangi, Pondok Pesantren Al-Imaratul Mustaqimah yang diasuh oleh KH Ali Hasan Kafrawi bisa menjadi tujuan perjalanan yang diketahui ada makam leluhur Muslim di ponpes itu.

“Jalur ini adalah rute perjalanan baru yang bisa kita kembangkan untuk destinasi wisata halal yang baru,” jelasnya.

Lebih-lebih terkait aneka kuliner seafood dengan aneka bumbu khas Banyuwangi. Menurut Sandi itu bisa dikembangkan menjadi tujuan wisata kuliner bagi wisatawan domestik maupun internasional.

“Apalagi kulinernya. Ada rajungan, ikan bakar, dan aneka olahan laut tadi enak sekali,” pungkas Sandi yang pada hari yang sama sempat menemui sejumlah nelayan di Grajakan.

Brasil Mulai Terpincut Wisata Ramah Muslim

ilustrasi (foto: Republika)

MTN, Sao Paulo – Brasil kini mulai terpincut wisata ramah Muslim. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, saat ini Brasil terkenal sebagai pengekspor sumber protein halal terbesar di dunia, yaitu daging sapi halal.

Wisata ramah Muslim menjadi garapan besar Brasil berikutnya. Wisatawan Muslim mampu menciptakan pendapatan 238 miliar dolar AS setiap tahunnya di Brasil. Saat ini, wisatawan dari negara-negara mayoritas Muslim masih terbilang rendah. Maka itu, ada keinginan dari pemerintah Brasil untuk melipatgandakannya.

Sao Paulo, hub ekonomi utama Brasil, misalnya, tahun lalu hanya kedatangan 21.500 wisatawan dari negara-negara Arab. Ali Zoghbi, sekjen International Halal Academy; lembaga yang menawarkan pelatihan mengenai produk dan layanan halal, berkeinginan membantu Brasil mewujudkan tekadnya untuk menggaet lebih besar wisatawan Muslim.

Zoghbi menyatakan, baik Sao Paulo maupun Distrik Federal di mana ibu kota Brasil, Brasilia berada, sedang berupaya menjadi tujuan wisata ramah Muslim.

“Kami yakin, Sao Paulo dapat sejumlah keuntungan saat jadi tujuan wisata Muslim. Maka kami mulai bermitra dengan kementerian wisata menyiapkan hotel, restoran, dan transportasi untuk wisatawan Muslim,” ujarnya.

Sao Paulo memiliki populasi beragam, termasuk di dalamnya terdapat komunitas Muslim yang berusia seabad, serta keberadaan sejumlah masjid. Hal ini merupakan gerbang bagi Brasil dan detinasi terpenting bagi pengusaha dari dunia Islam.

“Kami mengembangkan panduan wisata ramah Muslim, termasuk informasi mengenai masjid, konsulat negara berpenduduk mayoritas Muslim, dan destinasi wisata yang menarik,” imbuh Koordinator Wisata Brasil, Ana Clemente.

Clemente menyatakan tujuan pemerintahnya adalah meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan Muslim di Sao Paulo, dengan memberikan informasi yang berguna bagi mereka serta melatih pekerja hotel dan restoran agar memberi layanan memadai.

“Ide lainnya juga mengurangi potensi prasangka terhadap Muslim,” katanya menegaskan. Saat ini, menurut dia, wisatawan dari AS, Eropa, Chile, dan Argentina mendominasi kunjungan ke Sao Paulo setiap tahunnya.

Meski demikian, jelas dia, ada sejumlah destinasi menarik bagi wisatawan Muslim di wilayah metropolitan ataupun pinggiran. Sejak program berjalan, menurut dia, hotel terkemuka di Sao Paulo telah memiliki sertifikat ramah Muslim, dua lainnya sedang dalam proses.

Penyesuaian-penyesuaian yang besar tak begitu dituntut, tetapi sejumlah detail sangat penting. Misalnya, kata Zoghbi, stiker di kamar hotel yang menunjukkan arah kiblat, menyingkirkan minuman beralkohol dari kamar yang diisi tamu Muslim serta daging babi dari menu.

Membuat semacam pancuran di kamar mandi untuk berwudhu, menyediakan sajadah, serta Alquran. “Tantangan terbesarnya membuat tamu merasa ada di rumah. Kami harus paham siapa mereka dan apa yang mereka perlukan,” kata Zoghbi menjelaskan.

Setelah Sao Paulo memulai program wisata ramah Muslim pada 2023, Distrik Federal juga tertarik mengembangkan program yang sama. Ia melihat upaya menarik wisatawan Muslim, hampir sama saat Brasil pertama kali mengekspor daging sapi halal ke dunia Arab pada 1976.

“Penjualan daging sapi halal untuk pertama kalinya memang tak relevan, hanya dalam jumlah kecil. Namun, sekarang Brasil dikenal sebagai produsen terbesar sumber protein halal di dunia,” pungkas Zoghbi.

Sumbar Masuk 10 Besar Provinsi Wisata Halal Unggulan

ilustrasi (foto: remisya.org)

MTN, Jakarta – Sumatera Barat masuk ke daftar 10 besar provinsi wisata halal unggulan. Seperti apa?

Dilansir dari Harian Haluan, setidaknya, ada 10 provinsi utama yang menjadi destinasi unggulan wisata halal di Indonesia, yakni Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, dan Sumatera Selatan.

Berdasarkan data tersebut, Masjid Jamik Minangkabau di Bukit Sangok, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar yang baru saja dibangun Desember ini akan dijadikan sebagai Indonesian Islamic Tourism Center dan digadang-gadang akan menjadi ikon pariwisata halal baru Indonesia.

Proyek pengembangan pariwisata halal terus menjadi prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Hal ini dilatarbelakangi oleh data GMTI 2019 yang menyebut bahwa hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim (wislim) diproyeksikan akan menembus angka 230 juta di seluruh dunia.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, tentu tidak akan melewati momen tersebut. Bahkan, Indonesia telah menyiapkan pariwisata halal sejak 2016. Hasilnya, tahun ini Indonesia berhasil memuncaki Top Muslim Friendly Destination of The Year 2023 atau Wisata Ramah Muslim (Halal) Terbaik Dunia, menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023. Prestasi ini menunjukkan kemajuan yang luar biasa, mengingat posisi tersebut merupakan target yang rencananya akan dicapai setidaknya dua tahun lagi.

“Saya tadinya menargetkan 2025 (meraih peringkat pertama), ternyata di 2023 ini tim yang mempersiapkan berhasil mengeksekusi beberapa program-program andalan kita. Sehingga kita pada akhirnya ada di posisi pertama, dan ini merupakan sebuah prestasi,” ujar Menparekraf RI, Sandiaga Uno.

Ranking dan penilaian pada GMTI ditekankan pada aspek ACES (Access, Communications, Environment, dan Services). Dalam hal ini, Indonesia unggul pada aspek komunikasi. Indonesia bersama Malaysia dan Mesir menjadi tiga negara yang memiliki Kemahiran Komunikasi berdasarkan kemahiran dalam 10 bahasa teratas yang dituturkan oleh wisatawan muslim. Bahasa tersebut antara lain Bahasa Inggris, Arab, Bahasa Melayu, Rusia, Urdu, Bahasa Indonesia, Turki, Prancis, Persia, dan Jerman.

Lima Destinasi Wisata Halal di Selandia Baru

ilustrasi (foto: akurat.co)

MTN, Jakarta- Ada sejumlah destinasi wisata halal di Selandia Baru, terutama di wilayah Pulau Selatan. Apa saja?

Dilansir dari Medcom, berikut ini adalah beberapa tempat wisata dan kuliner di destinasi Pulau Selatan, Selandia Baru:

Ziptrek Ecotours, Queenstown

Bagi anda para penggemar destinasi wisata yang memicu adrenalin, Ziptrek Ecotours dapat menjadi pilihan yang tidak boleh dilewatkan. Terletak di hutan yang alami, tempat wisata ini tidak hanya menawarkan sensasi petualangan, tetapi juga membawa anda pada perjalanan konservasi dan pendidikan.

Beroperasi dengan dampak lingkungan yang minimal serta melibatkan upaya penghijauan, Ziptrek Ecotours menyuguhkan petualangan ekologi yang tak terlupakan, memungkinkan anda menjelajahi alam dari ketinggian saat zipline melintasi Lake Wakatipu, sambil menikmati pemandangan memukau dengan keindahan alam di sekitarnya.

Restoran terdekat: Erik’s Fish and Chips, Queenstown

Perjalanan ke Selandia Baru tak lengkap rasanya tanpa menikmati lezatnya hidangan fish and chips. Anda bisa merasakan kenikmatan Erik’s Fish and Chips di tepi danau yang indah di Queenstown.

Bahan-bahan yang digunakan juga berasal dari produk lokal, mulai dari kentang yang ditanam di Canterbury hingga ikan yang berasal dari Dunedin. Jika ingin mencoba yang lebih unik, kamu dapat menambahkan buah kiwi goreng yang sudah mendunia ke dalam pesanan Anda!

Status halal: Bersertifikat Halal

Kayak dan Paddleboard dengan Paddle Wanaka, Otago

Bagi para pencinta wisata air, kamu dapat menjelajahi destinasi dan menyatu dengan alam secara tenang melalui Paddle Wanaka. Terdapat pilihan untuk melakukan kayak atau paddleboard, sambil menikmati pemandangan menakjubkan dari Pegunungan Selatan yang tercermin di kejernihan air Lake Wanaka dan Lake Hawea.

Anda juga bisa mendapatkan wawasan baru tentang ekosistem lokal dan pelestarian lingkungan alam yang luar biasa saat anda mengikuti tur dengan pemandu. Pengalaman ini cocok untuk semua tingkatan keterampilan.

Restoran terdekat: The Spice Room, Wanaka

Untuk para pecinta kuliner India, anda dapat mencicipi restoran dan lounge India, The Spice Room, yang menawarkan hidangan segar dan sehat dengan cita rasa autentik India.

Rasakan kehangatan dengan camilan India yang beragam, salad, hingga hidangan kari.

Status halal: Meskipun restoran ini tidak bersertifikat halal, restoran ini menawarkan menu hidangan laut dan vegetarian.

Waka on Avon, Christchurch

Jika kamu tertarik untuk berpetualang di Sungai, coba deh destinasi dan aktivitas berikut ini. Dengan starting point di 794 Colombo Street, tepat di depan Victoria Square, petualangan dayung waka selama 45 menit ini menghadirkan eksplorasi budaya yang menakjubkan dari Sungai ?t?karo Avon.

Anda juga akan merasakan kerja sama tim dan keterampilan yang diperlukan untuk mendayung waka sepanjang Sungai ?t?karo Avon, sambil mendapatkan wawasan tentang pentingnya waka dalam budaya M?ori terdahulu.

Restoran terdekat: Dux Dine, Christchurch

Bagi anda yang menyukai hidangan boga bahari dan vegetarian, silakan mencoba bersantap di restoran Dux Dine. Di sini, anda akan menemukan berbagai pilihan hidangan boga bahari segar yang langsung ditangkap dari pantai Pulau Selatan, serta sayuran yang berasal dari kebun organik mereka.

Selain itu, menu mereka dapat berubah sesuai dengan musim, menawarkan pengalaman kuliner yang selalu segar dan berbeda di setiap kunjungan.

Status halal: Meskipun restoran ini tidak bersertifikat halal, restoran ini menyajikan menu boga bahari dan vegetarian.

Blue Penguins Pukekura, Dunedin

Blue Penguins Pukekura kini menawarkan tur selama 5 jam untuk mengenal lebih dalam Blue Penguins Pukekura serta memberikan kesempatan bagi kamu untuk menyelami sejarah, budaya, dan cerita M?ori di wilayah tersebut.

Tempat ini sempurna bagi para pencintaalam yang ingin belajar tentang ekosistem unik di daerah ini.

Restoran terdekat: The Good Earth Cafe, Dunedin

Setelah selesai berwisata di Blue Penguins Pukekura, kamu dapat mencoba restoran yang memiliki bangunan indah dan bersejarah yang telah berdiri sejak tahun 1885, yaitu The Good Earth Cafe.

Dapat ditempuh dengan perjalanan selama 40 menit, The Good Earth Cafe menawarkan makanan organik berkualitas tinggi dan kopi Fair Trade yang disangrai langsung oleh barista berpengalaman.

Tempat ini juga sempurna untuk pecinta makanan penutup dengan menu populer mereka seperti pai lemon, roti panggang Prancis, dan kue bagel.

Status halal: Bersertifikat Halal

Owen River Lodge – Fly Fishing Guides, Murchison

Destinasi berikutnya yang cocok untuk berlibur bersama keluarga adalah Owen River Lodge, yang menawarkan pengalaman memancing dengan pemandu yang berpengalaman di Selandia Baru.

Di sini, kamu dan keluarga dapat bersantai dalam lingkungan yang menyenangkan,menikmati layanan luar biasa, dan memanfaatkan keahlian luar biasa dari pemandu memancing mereka. Dengan bantuan pemandu, berwisata seharian di sungai akan penuh dengan aksi, kegembiraan, dan banyak tawa!
Restoran terdekat: Zen’s Kitchen, Murchison

Jika anda mencari pengalaman kuliner yang berbeda, coba ke restoran Zen’s
Kitchen. Restoran ini beroperasi sebagai food caravan, jadi kamu dapat menikmati berbagai makanan plant-based organik dan bergizi yang bersumber langsung dari Selandia Baru.

Status halal: Bersertifikat Halal

Rekomendasi Empat Makanan Khas Bali yang Halal

Nasi Campur Bali (foto: urbanasia.com)

MTN, Jakarta – Anda sedang berwisata di Bali? Ingin mencoba makanan-makanan khas Bali yang halal? Kami ada beberapa rekomendasi untuk anda.

Dilansir dari Kumparan, berikut adalah rekomendasi empat makanan khas Bali yang halal:

Nasi Campur Bali (foto: trevallog.com)

Nasi Campur Bali
Nasi campur Bali adalah salah satu makanan khas Bali yang paling populer dan mudah ditemukan. Nasi campur Bali terdiri dari nasi putih yang disajikan dengan berbagai lauk-pauk seperti ayam betutu, sate lilit, lawar, sambal matah, dan kerupuk.

Wisatawan juga bisa memilih lauk-pauk yang halal dan sesuai dengan selera. Nasi campur Bali memiliki rasa yang gurih.

Ayam Betutu (foto: Liputan6)

Ayam Betutu
Ayam betutu adalah makanan khas Bali yang terkenal dengan rasa dan aroma yang khas. Ayam betutu dibumbui dengan base genep, yaitu bumbu khas Bali yang terdiri dari berbagai macam rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, kemiri, cabai, dan lain-lain.

Ayam betutu dimasak dengan cara dipanggang atau dikukus dalam daun pisang. Ayam betutu biasanya disajikan dengan sambal matah, yaitu sambal khas Bali yang terbuat dari irisan bawang merah, cabai rawit, serai, dan jeruk limau.

Nasi Jinggo (foto: Bobobox)

Nasi Jinggo
Nasi jinggo adalah makanan khas Bali yang bisa ditemukan di pinggir jalan atau warung-warung kecil. Nasi jinggo adalah nasi putih yang disajikan dalam porsi kecil dengan lauk-pauk seperti ayam suwir, serundeng, telur dadar, tempe goreng, dan sambal.

Sate Lilit (foto: viva.id)

Sate Lilit
Sate lilit adalah makanan khas Bali yang berbeda dengan sate pada umumnya. Sate lilit terbuat dari daging cincang yang dibumbui dengan base genep dan santan, lalu dililitkan pada tusuk bambu atau serai.

Daging yang digunakan bisa berupa ayam, sapi, ikan, atau udang. Sate lilit dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api. Sate lilit memiliki rasa yang gurih dan harum.

Singapura Diprediksi Jadi Destinasi Wisata Halal Favorit Asia 2026

foto: kba.one

MTN, Jakarta – Singapura dirediksi jadi destinasi wisata halal favorit Asia untuk tahun 2026. Seperti apa?

Dilansir dari Fimela, Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Panca Sarungu, memprediksi kalau Singapura bisa jadi destinasi wisata halal favorit Asia untuktahun 2026.

Menurut Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Panca Sarungu, saat ini Malaysia dan Indonesia bersaing cukup ketat di segmen pariwisata halal. Di satu sisi, Thailand tidak ingin ketinggalan karena melihat potensi ekonominya yang besar sehingga menjadi salah satu pemain wisata halal di Asia.

“Namun Singapura juga memiliki prospek yang cerah untuk wisata halal, dan bahkan pertumbuhannya bisa dua digit. Menurut saya, bukan hal yang sulit karena 5 persen penduduk negara ini adalah muslim atau melayu. Mereka sudah terbiasa menangani wisata halal,” kata Panca Sarungu.

Panca mencontohkan bahwa bandara Changi, Singapura pun sudah memisahkan makanan halal dan non halal di salah satu food court yang ada di sana. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Singapura sudah mulai serius menggarap segmen ini. Langkah selanjutnya yang perlu disiapkan adalah pembentukan dewan pariwisata halal yang terdiri dari para ahli di bidang tersebut.

“Selain itu, harus ada tour operator atau pedoman maupun publikasi yang rutin mempromosikan wisata halal di Singapura,” tambah Ketua Umum DPP Masyarakat Sadar Wisata tersebut.

Senada dengan itu, pengamat dan pelaku industri pariwisata di Singapura, Tania Gromenko mengungkapkan bahwa wisata halal sedang tumbuh menggeliat dinegara ini.

“Beberapa indikatornya terlihat dari mulai menjamurnya beberapa ikon halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ugama Singapura. Selain itu, pemerintah pun telah serius meminta hotel untuk menyediakan petunjuk arah kiblat, fasilitas sholat, restoran bersertifikasi halal, hingga mushola,” pungkas pendiri Singapore Guidebook (SGB) itu.

Pasar Slumpring Tegal Kini Sudah Resmi Berlabel Halal

Pasar Slumpring, Tegal (foto: Tribun Jateng)

MTN, Tegal – Masakan-masakan tradisional di Pasar Slumpring Tega kini resmi berlabel halal. Seperti apa?

Dilansir dari Pantura Post, 30 pedagang masakan tradisional di Pasar Slumpring Tegal kini sudah mendapat sertifikasi halal.

“Ada sebanyak 30 pedagang yang ada di wisata Pasar Slumpring. Alhamdulillah sudah berlabel atau mendapat sertifikat halal. Dengan begitu Pasar Slumpring semakin semangat ke depan,” tutur Abdul Hayyi, koordinator pengelola Pasar Slumpring, Senin (25/12/2023).

Kata Abdul, proses sertifikasi halal dilakukan oleh petugas dari Kemenag. Petugas melakukannya secara cermat kepada produk yang diolah para pedagang Pasar Slumpring.

Hal ini dilakukan untuk menjamin kuliner yang dijual di Pasar Slumpring halal dan melindungi konsumen dari hal-hal yang meragukan.

“Kami sebagai pengelola wisata menyampaikan terima kasih atas kerjasama antara kemenag yang diwakili Ibu Leni. Pengurusan sertifikat halal ini pengelola tidak dipungut biaya,” ujar Abdul.

Pasar Slumpring di Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal menyajikan puluhan makanan tradisional. Wisata itu biasanya buka pada Minggu pagi hingga siang.

Wisata desa ini terus berkembang setiap tahunnya. Bahkan saat musim liburan tiba, wisata ini selalu diburu oleh wisatawan luar kota. Tempatnya sejuk, di bawah pohon bambu yang rindang, bersih dan nyaman.

Makanan tradisional yang disajikan sudah tidak diragukan lagi rasanya. Tentunya enak dan mengenyangkan. Harganya juga terjangkau.

Azerbaijan Will Host Halal Business and Tourism Forum 2024

photo: orient.tm

MTN, Baku – Azerbaijan will host halal business and tourism forum, next year. What will it be like?

Reported from aitf.az, an MOU for Azerbaijan Halal Business and Tourism Forum 2024 just signed.

This Memorandum of Understanding on organization of the Azerbaijan Halal Business and Tourism Forum was signed within the framework of the 35th meeting of the Board of Directors of the Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture (ICCIA).

The signing of the Memorandum of Understanding took place at the opening ceremony of the 35th meeting of the Board of Directors of the Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture held in Baku. The document was sealed by Orkhan Mammadov, the Chairman of the Board of the Small and Medium Business Development Agency of the Republic of Azerbaijan (KOBIA), Fuad Nagiyev, the Chairman of the State Tourism Agency, Marat Kabayev, the President of the International Association of Islamic Business, Yusif Khalavi, the Secretary General of ICCIA, and Bahruz Hidayatzade, the executive director of “Caspian Event Organizers” LLC.

The Memorandum of Understanding regulates joint activity on issues related to the organization of Azerbaijan Halal Business and Tourism Forum in 2024, as well as mutual cooperation on the implementation of joint projects.

Caspian Event Organisers LLC (CEO) is the organiser of a series of annual international exhibitions and conferences in Azerbaijan.

The scale and importance of the events arranged, including the “ADEX” Azerbaijan International Defence Exhibition, “Caspian Agro” Azerbaijan International Agriculture Exhibition, “InterFood Azerbaijan” Azerbaijan International Food Industry Exhibition, “AITF” Azerbaijan International Tourism and Travel Exhibition, “BakuBuild” Azerbaijan International Construction Exhibition, “TransLogistica Caspian” Caspian International Transport, Transit and Logistics Exhibition and others indicates the high professionalism of the services provided by CEO.

Dr. Firdaus Fanny Putera Perdana in LinkedIn, analyzing Azerbaijan’s halal industry potential, using S.W.O.T (Strengths – Weakness – Opportunities – Threats) method. Here is his analysis.

Azerbaijan, a nation with a rich history and a significant presence in the global oil market, is embarking on a strategic journey with its Halal industry potential. This comprehensive initiative represents a pivotal shift toward economic diversification, steering the country beyond its traditional reliance on the oil sector. Leveraging its stable economy, favorable climate, and commitment to ongoing reforms, Azerbaijan is positioning itself for sustained economic development, increased trade engagement, and the flourishing of its Halal industry. This multifaceted approach not only ensures the nation’s long-term economic stability but also strengthens its resilience in the face of global uncertainties.

Strengths

Azerbaijan boasts several strengths that form the foundation of its Halal industry potential. The country’s stable economy, characterized by price stability, provides a conducive environment for business growth and investment. The favorable climate for agriculture and livestock further supports the development of a robust Halal industry.

Rich resources for Muslim-friendly tourism, combined with the growth in the transport and communication sectors, present opportunities for diversification. The Caspian Sea, a strategic asset, contributes to fishing and caviar production, adding another dimension to Azerbaijan’s economic potential. Strong political stability and commitment, along with key infrastructure projects such as new ports and railways, reinforce the nation’s capabilities.

Weaknesses

Despite the strengths mentioned above, Azerbaijan faces certain weaknesses that require strategic attention. The delayed privatization of major firms, coupled with a lingering reliance on oil revenues for exports and budget, poses challenges to economic diversification. Customs procedures present obstacles, and infrastructure gaps with outdated technologies need addressing.

The underdeveloped financial sector for Islamic banking and existing sectorial monopolies underscore the need for comprehensive reforms. Regional development disparities and transportation barriers between regions demand targeted interventions to ensure inclusive growth.

Opportunities

Azerbaijan’s Halal industry potential aligns with a spectrum of opportunities that can catalyze its economic transformation. Increased foreign investment in non-oil sectors is a key avenue for diversification, offering the potential for sustainable growth. The nation’s commitment to deepening integration into the global economy positions it as an attractive partner for international trade.

Azerbaijan’s strong transition to a free-market economy enhances its competitiveness, while its strategic location at trade and historical crossroads opens up avenues for value-added opportunities in logistics and free economic zones. Participation in North-South transport corridors connecting Iran, Russia, and Europe, as well as a crucial role in China-Europe trade via the Silk Road, positions Azerbaijan at the center of evolving global trade dynamics.

Threats

Amidst the opportunities, Azerbaijan faces certain threats that require careful navigation.

The absence of direct access to the sea and ocean limits maritime trade options, emphasizing the importance of optimizing existing transportation routes. Strong competition in the corridor, including alternatives like the Trans-Siberian – Kazakhstan and sea freights, as well as the combination of railways in Iran and Turkmenistan, underscores the need for strategic planning to maintain Azerbaijan’s competitiveness.

Conclusion

Ultimately, Azerbaijan’s Halal Masterplan represents a bold and strategic initiative poised to propel the nation into a new era of economic diversification and growth. The strengths of a stable economy, favorable climate, and rich resources, combined with opportunities for increased global integration, position Azerbaijan for sustainable development. However, addressing weaknesses and navigating threats, including geopolitical challenges and regional competition, is crucial for the successful implementation of the Halal industry initiatives. As Azerbaijan embraces this multifaceted approach, it sets the stage for long-term economic stability and resilience in an ever-evolving global landscape.

‘Pekerjaan Rumah’ Indonesia untuk Naikkan Peringkat Wisata Halal

ilustrasi (foto: indonesiabaik.id)

MTN, Jakarta – Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir, mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan peringkat sektor pariwisata ramah muslim.

Dilansir dari Media Indonesia, hal tersebut diungkapkan oleh Erick Thohir setelah mendapat laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) terbaru, peringkat Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking 2022 berada pada posisi ketiga, atau naik satu peringkat dari tahun sebelumnya yang berada di posisi empat.

Erick mengatakan Indonesia berhasil masuk dalam 10 besar pada sejumlah sektor seperti: keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik dan obat-obatan halal busana, serta media dan rekreasi bertema Islam.

Namun masih ada satu sektor yang belum menempatkan Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking, yakni sektor perjalanan ramah muslim.

Erick pun menilai hal ini menjadi tugas bersama untuk mendongkrak potensi sektor perjalanan ramah muslim di destinasi unggulan Indonesia.

“MES sejak awal terus berkomitmen bahu-membahu bersama pemerintah, BUMN, swasta, dan seluruh pihak untuk terus meningkatkan pengembangan industri halal Indonesia,” ungkap Erick (27/12/2023).

Erick Thohir menjelaskan, untuk produk makanan halal Indonesia yang berada di peringkat dua. Selain itu, Indonesia juga peringkat tiga untuk sektor busana halal, peringkat tujuh untuk keuangan Islam, media dan rekreasi di posisi enam, serta kosmetik dan obat-obatan halal di peringkat lima.

Menurut Erick, sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar dunia sudah sepantasnya Indonesia menjadi raja industri halal. Ia tak ingin Indonesia hanya sekadar menjadi penonton bagi industri halal dunia.

“Alhamdulillah, kemarin ramai dibahas kita di posisi empat, sekarang sudah naik satu peringkat di posisi tiga menggeser Uni Emirat Arab (UEA), ke depan, bismillah tentu kita ingin jadi nomor satu dunia,” pungkas Erick.

Asosiasi Agen Wisata Indonesia Ajak Riau Perkuat Wisata Religi

ilustrasi (foto: menara.co.id)

MTN, Pekanbaru – Pihak ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) mengajak Pemrov Riau bersinergi untuk perkuat sektor wisata religi dan halal tourism.

Hal tersebut disampaikan Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah, yang berharap Pemprov Riau bisa memberikan dukungan pada sektor pariwisata religi dan halal tourism tahun 2024. Namun, permasalahannya terletak pada kurangnya keterlibatan langsung pelaku pariwisata dalam pembahasan kebijakan.

Dilansir dari HalloRiau, menurut Ketua Asita Riau tersebut, partisipasi mereka dalam dialog dengan pemerintah sangat diharapkan, terutama karena mereka merupakan pelaku langsung yang berinteraksi dengan wisatawan. Itu terbukti mencatat bahwa Riau telah meraih penghargaan dalam bidang pariwisata religi sebelum memegang jabatan di Riau.

“Pentingnya program Pemprov Riau melalui Dinas Pariwisata untuk sejalan dengan Asita Riau. Sektor pariwisata religi agar selaras dengan nilai-nilai keagamaan. Untuk itu perlu keterlibatan langsung,” kata Dede, Rabu (27/12/2023).

Dede mencontohkan seperti Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) Provinsi Riau yang digagas Gubernur Riau, Edy Natar Nasution juga bisa diintegrasikan sektor pariwisata dengan nilai-nilai religi. Jika disokong dengan terlibatkan pelaku pariwisata tentu dapat berdampak positif.

Ketua Asita Riau tersebut berharap agar suara pelaku pariwisata didengar dan terlibat aktif dalam kebijakan.