Masjid di Malaysia Ini Mengusung Konsep ‘Masjid Cerdas’

Masjid Kristal di kota Kuala Terengganu, Provinsi Terengganu, Malaysia (foto: Brilio.net)

MTN, Kuala Lumpur – Di Malaysia ada masjid yang mengusung konsep ‘masjid cerdas’ bernama Masjid Kristal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Masjid Kristal berdiri di atas sebuah lahan hasil reklamasi di kota Kuala Terengganu, Provinsi Terengganu, Malaysia.

Rumah ibadah tersebut masih satu kompleks dengan kawasan wisata edukatif Taman Tamadun Islam (TTI). Awalnya, area TTI merupakan hamparan hutan nipah yang tidak berpenghuni. Pemerintah setempat lantas mengubahnya menjadi sentra destinasi turis melalui proyek Pembangunan Wilayah Ekonomi Pantai Timur. Pada 3 Februari 2008, pekerjaan senilai 77,2 juta dolar AS ini tuntas dan TTI pun secara resmi dibuka untuk umum.

Karena selaras dengan TTI, Masjid Kristal juga mengusung citra “masjid cerdas” (intelligent mosque). Di seluruh Malaysia, dialah yang merintis predikat demikian.

Karakteristik cerdas tentunya merujuk pada pelbagai fasilitas canggih dan kekinian yang melengkapi Masjid Kristal. Hampir seluruh sudut masjid dipasangi infrastruktur teknologi informasi (IT). Area masjid tersebut juga terintegrasi dengan jaringan wi-fi.

Karenanya, jamaah dapat mengakses internet berkecepatan tinggi melalui gawai mereka. Tentu, tujuannya selaras dengan kegiatan ibadah. Pihak takmir misalnya menyediakan e-Quran atau Alquran digital yang dapat dibaca di tempat.

Pembangunan Masjid Kristal berlangsung antara 2006 hingga 2008. Pembukaan perdananya diresmikan Sultan Trengganu Mizan Zainal Abidin. Bangunannya cukup luas. Kapasitas atau daya tampungnya mencapai 1.500 orang jamaah.

Dari segi arsitektur, masjid kebanggaan Malaysia ini terbilang menawan. Bahkan, dia disebut-sebut sebagai salah satu masjid terindah seantero Asia. Pujian itu memang beralasan.

Pada siang hari, permukaan dinding masjid itu yang didominasi kaca berkilauan karena memantulkan cahaya matahari. Penampakan Masjid Kristal kian cemerlang, lantaran dekat dengan Sungai Trengganu—yang mengalir bersih dan jernih.

Keberadaan sungai tersebut serta taman-taman di sekitarnya menambah kesan asri kompleks pusat peribadatan Islam ini. Bila dilihat dari kejauhan, Masjid Kristal tidak ubahnya bahtera dari negeri dongeng yang sedang terapung menunggu penumpang.

Lebih nikmat lagi bila kita menyaksikannya dari atas perahu wisata yang kerap mengitari Sungai Trengganu. Dari kesan kemilau itulah penamaan masjid ini dan sekaligus pesonanya berasal. Pada malam hari, keindahan Masjid Kristal tidak hilang. Kesan anggun justru terjaga karena masjid ini bermandikan cahaya lampu warna-warni yang menyala harmonis, antara biru, hijau, kuning, dan merah.

Arsitektur Masjid Kristal secara keseluruhan mengandalkan bahan kaca dan baja. Gaya bangunannya berciri-ciri modern, tetapi juga tidak mengabaikan unsur-unsur budaya Melayu, India, dan Gotik, yang masing-masing berbaur padu.

Di kanan-kiri bangunan utamanya, terdapat masing-masing dua menara yang menjulang tinggi. Kubah utama masjid ini dikelilingi lima kubah lain yang berukuran lebih kecil. Bentuknya menampilkan corak khas seni bangunan dari masa Kesultanan Delhi di India.

Bagian interior Masjid Kristal terkesan megah. Dominasi warna putih pada bagian dinding bersanding dengan warna kuning keemasan yang tampak dari sajadah dan ukiran-ukiran dekoratif. Di bawah langit-langit kubah utama, terdapat sebuah lampu gantung berukuran besar—yang juga berwarna keemasan.

Tidak jauh berbeda dengan keadaan eksterior, bagian dalamnya juga bermandikan cahaya matahari. Ventilasi dan pengaturan jendela membuat ruangan utama, yang dipakai jamaah shalat, terasa lapang dan sejuk.

Proyek pendirian masjid tersebut menelan dana tidak kurang dari 80 juta dolar Amerika Serikat (AS). Namun, biaya sebesar itu rasa-rasanya setara dengan hasil yang tercapai. Pesona Masjid Kristal layak menjadikannya destinasi wisata halal yang sayang bila terlewatkan para pelancong.

Tidak hanya masjid yang seluas 2.100 meter persegi itu, tetapi juga seluruh kawasan Taman Tamadun Islam. TTI masih termasuk wilayah Kuala Trengganu, ibu kota negara bagian tersebut, sehingga amat mudah akses lalu lintasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *