Wisata Halal Juga Picu Perkembangan Produk Halal

ilustrasi (gambar: Suara Islam)

MTN, Jakarta – Perkembangan wisata halal ternyata beriringan juga dengan produk-produk halal. Seperti apa?

Kesadaran masyarakat lokal akan produk halal terus meningkat sejalan dengan perkembangan industri wisata halal (halal tourism) yang kian menggeliat.

Demikian dikatakan oleh Chairman of Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF), H. Priyadi Abadi, M. Par, dalam acara diskusi “Grand Opening Adinda Azzahra” di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, awal Maret ini, seperti yang dilansir dari Mina News.

Mengutip data yang dipublikasikan MasterCard-CrescentRating pada tahun 2019 lalu, Priyadi mengatakan, grafik pertumbuhan jumlah wisatawan Muslim (di luar Haji dan Umroh) di dunia terus mengalami kenaikan.

“Tercatat pada 2014 jumlah wisatawan Muslim ada sekira 108 juta jiwa, di tahun 2016 naik menjadi 121 juta jiwa, dan pada 2018 lalu meningkat menjadi 140 juta jiwa. Pada 2020 ini diproyeksikan jumlah wisatawan Muslim dunia akan mencapai 160 juta jiwa,” ujar Priyadi.

Menurutnya, kontribusi sektor wisata halal terhadap perekonomian global pada 2020 ini diprediksi mencapai angka US$220 miliar.

Sementara pada tahun 2026 nanti, kontribusi sektor pariwisata halal diperkirakan melonjak hingga ke angka 35% atau US$300 miliar.

Ia menambahkan, wisatawan muslim secara global diprediksi akan mengalami kenaikan menjadi 230 juta jiwa, yang merepresentasikan lebih dari 10 persen total wisatawan global secara keseluruhan.

Sejauh ini potensinya telah digarap oleh negara-negara Muslim. Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Indonesia bersama Malaysia keluar sebagai juara destinasi wisata ramah Muslim (muslim friendly) di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan skor 78.

Di posisi berikutnya Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab di peringkat tiga, keempat, dan kelima. Qatar (peringkat enam), Maroko (peringkat tujuh), Bahrain (peringkat delapan), Oman (peringkat delapan), dan Brunei (peringkat sepuluh).

Bangka Belitung Diproyeksikan jadi Destinasi Wisata Halal

Mesjid Raya Tuatunu di Bangka Belitung

MTN, Jakarta – Provinsi Bangka Belitung diproyeksikan untuk jadi destinasi wisata halal dunia. Seperti apa?

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkomitmen untuk jadikan Babel sebagai destinasi wisata halal dunia, sebagai upaya mempercepat pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat daerah.

Dilansir dari Antara, Gubernur Babel, Erzaldi Rosman Djohan, sudah berkomitmen untuk menjadikan negeri laskar pelangi itu sebagai daerah wisata dan industri kecil menengah halal.

Komitmen dari Erzaldi itu sudah mendapatkan dukungan penuh dari Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, dan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Bangka Belitung tidak hanya memiliki keindahan alam yang eksotik, tetapi juga kuliner yang enak, serta kebudayaan melayu yang kuat,” kata Ma’ruf Amin.

Ma’ruf Amin mengatakan, konsep wisata halal tersebut tidak akan mengganggu objek wisata dan umat nonmuslim lainnya di Bangka Belitung. Wisata halalnya harus mengacu pada aturan hidup umat Islam, baik di sisi adab mengadakan perjalanan, menentukan tujuan wisata, akomodasi, hingga ke konsumsi makanan.

“Penerapan syariah dalam wisata halal ini tidak perlu mengubah destinasi wisata yang sudah ada. Hanya saja, standar pelayanannya ditingkatkan agar mampu membuat nyaman wisatawan. Para pengelola juga harus memastikan aneka kuliner halal, tersedia tempat wudu dan salat yang nyaman, dan berbagai fasilitas lainnya,” ujar Ma’ruf.

Selain itu, Wakil Ketua Umum MUI Pusat, KH Muhyiddin Junaidi, juga mendorong Pemprov Babel untuk mengembangkan wisata halal di daerah mereka.

Taiwan Genjot Program Wisata Ramah Muslim

Taipei Grand Mosque

MTN, Jakarta – Taiwan kini sedang menggenjot program wisata ramah muslim di negaranya. Seperti apa?

Dilansir dari TribunNews, Director General Taipei Economic and Trade Office in Surabaya, Lin Dean-Shiang, saat sambutan di acara Taiwan Tourism Workshop di Sheraton Surabaya Hotel, pada akhir Februari 2020 kemarin, mengatakan bahwa negaranya kini tengah menggencarkan promosi wisata halal di Taiwan.

“Pemerintah Taiwan melalui delegasi pariwisatanya kini sedang menggencarkan promosi mengenai wisata halal di Taiwan,” ungkap Lin Dean-Shiang.

Lin juga mengatakan kalau pada tahun 2020 ini, Taiwan mengangkat tema pariwisata pegunungan yang dipadankan dengan wisata kota kecil klasik.

“Dalam promosi pariwisata tersebut, Pemerintah Taiwan ingin memberikan pelayanan terbaik bagi para turis asing yang datang, terutama wisatawan muslim,” jelas Lin Dean-Shiang.

“Kami memang tengah menggencarkan program wisata halal yang ramah terhadap wisatawan muslim. Seperti membangun musala di stasiun kereta api atau tempat publik lainnya,” kata Lin.

Dibangunnya musala di beberapa fasilitas umum tersebut menurut Lin, Dean-Shiang bertujuan untuk memudahkan para wisatawan muslim untuk beribadah.

Menurutnya, selama ini wisatawan muslim masih kesulitan mencari lokasi ibadah di lokasi umum.

Selain memperbanyak tempat ibadah muslim, pihak Pemerintah Taiwan juga memberikan kemudahan mencari makanan halal.

“Di Taiwan saat ini sudah banyak sekali makanan-makanan halal yang bisa dinikmati wisatawan muslim tanpa perlu khawatir. Jadi mereka tidak akan kesulitan mencari makanan halal,” Lin, Dean-Shiang memaparkan.

Menurutnya, upaya tersebut dilakukan untuk semakin menarik kunjungan wisatawan dari negara yang berpenduduk mayoritas muslim seperti Indonesia.

Lin, Dean-Shiang mengatakan, pihaknya ingin menjamin kenyamanan para wisatawan muslim yang berkunjung ke Taiwan dengan program wisata halal tersebut.

Potensi Salatiga untuk jadi Daerah Wisata Muslim

Masjid Jami’ Asy-Syukur di Salatiga

MTN, Jakarta – Melihat potensi besarnya, kota Salatiga di Jawa Tengah didorong untuk jadi daerah wisata muslim. Seperti apa?

Wacana Salatiga untuk dijadikan daerah wisata muslim pertama kali digulirkan oleh Ketua DPRD kota tersebut.

Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, saat menghadiri Musrenbang tingkat kecamatan, di Aula Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, Februari 2020 lalu, menggulirkan wacana Salatiga untuk dijadikan daerah wisata muslim.

Dilansir dari Tribun News, menurut Dance, pembangunan wisata di Kota Salatiga sejauh ini masih berlangsung parsial sehingga pengembangan, termasuk pangsa pasar bagi wisatawan juga kurang terfokus.

“Karenanya mengapa tadi di forum saya sampaikan supaya wilayah Tingkir itu dijadikan pusat wisata muslim saja,” ungkap Dance.

“Karena apa? Di sana ada pengrajin konveksi busana muslim, ada makam KH Abdul Wahid; kakek buyutnya Gus Dur,” tambahnya.

Jelas Dance, beberapa waktu lalu di wilayah Kecamatan Tingkir juga diresmikan pembangunan Jalan Usaha Tani (Jalut); yang berpotensi menjadi wisata agro karena terletak di daerah persawahan.

Ia menambahkan, dengan pembangunan yang terintegrasi satu dan lainnya saling terhubung bukan tidak mungkin pengembangan wisata muslim tersebut bakal menjadikan Salatiga unggul.

Museum Rasulullah SAW Dibangun di Ancol, Jakarta

Peresmian Museum Rasulullah di Ancol (foto: Antara News)

MTN, Jakarta – Setelah sebelumnya direncanakan akan dibangun di kota Depok, lokasi resmi Museum Rasulullah akhirnya pindah ke Ancol. Seperti apa?

Pada tengah pekan ini (26/2) acara seremoni peletakan batu pertama Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam dilakukan di Pantai Ancol Timur, Jakarta Utara.

Dilansir dari Republika, prosesi peletakkan batu pertama ini dilakukan oleh Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, bersama dengan Sekretaris Liga Dunia Islam, Syekh Muhamad bin Abdul Karim Al Issa, Menteri Agama Fachrul Razi, Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan A Djalil.

Dalam sambutannya, Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembangunan Museum Rasulullah terbesar di dunia.

Kalla juga berterima kasih kepada Anies yang telah mencari lahan untuk pembangunan Museum Rasulullah ini, hingga akhirnya dipilihlah lokasi yang cukup strategis di kawasan Ancol.

“Mudah-mudahan nanti museum ini bisa melihat matahari terbit dan terbenam. Di samping juga bagaimana bisa mengetahui dengan jelas sejarah Rasulullah,” ujar Kalla dalam sambutannya.

Mantan wakil presiden ini menjelaskan, umat Islam Indonesia selama ini memang memiliki tradisi maulid Nabi dan Isra’ Mi’raj yang di dalamnya dilaksanakan ceramah untuk meneladani Rasulullah.

Namun, menurut dia, untuk mengetahui sejarah Rasulullah tidak cukup dengan itu, sehingga perlu juga disampaikan secara visual melalui museum tersebut. “Karena dengan visual jauh lebih paham tiga kali lipat kecepatan visual dibanding dengan ceramah, jadi pemahamannya tentu bisa lebih baik,” ucapnya.

Di samping itu, menurut dia, museum ini nantinya juga akan menggambarkan sejarah Islam di Indonesia dan peradaban Islam di dunia.

Sebelumnya pada akhir tahun kemarin dikabarkan kalau Museum Rsulullah akan dibangun di Depok.

Tonton video-videonya di bawah ini melalui saluran dari Muslimah Daily dan Alinea ID.

Mengenal Lebih Dekat Negara Uzbekistan

Uzbekistan (foto: Travel Earth)

MTN, Jakarta – Pada 14 Februari 2020 kemarin Muslim Travel News mengunjungi Kedubes Uzbekistan untuk RI di Jakarta, untuk berbincang dan mengenal lebih jauh negara Uzbekistan. Seperti apa?

“Sejarah kebesaran Uzbekistan menyatu Islam. Islam adalah budaya dan kehidupan bangsa Uzbek. 80% lebih penduduk Uzbekistan adalah muslim,” terang Muzaffar S Abduazimov, Second Secretary Embassy of the Republic of Uzbekistan untuk Indonesia, di Jakarta (14/2).

Muzaffar menjelaskan kalau negaranya yang jumlah penduduknya sebanyak 30 juta orang ini sering disebut oleh orang Arab sebagai Negeri Mawarun Nahar (negeri di seberang sungai Oxus).

“Usbekistan telah melahirkan banyak tokoh besar Islam seperti Imam Bukhari (perowi hadist), Ibnu Sina (ahli kedokteran), Aljabar (ahli matematika), Tamerlan, dan lain-lain,” ungkap Muzaffar.

Sekertaris Urusan Media dan Kebudayaan Kedubes Uzbekistan untuk Indonesia tersebut menjelaskan kalau industri terbesar di negaranya adalah gas alam, otomotif, wisata, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi.

“Pada tahun 2019 ada sekira tujuh juta wisatawan yang berkunjung ke Uzbekistan, dan yang paling banyak untuk wilayah Asia Pasifik berasal dari Australia,” terangnya.

“Sekarang prioritas kami adalah untuk turis-turis Indonesia, karena kini sudah bebas Visa (untuk kunjungan selama sebulan), yang peraturannya diterapkan sejak tahun 2018,” ujar Muzaffar S Abduazimov.

“Lalu sejak Mei 2019 sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Uzbekistan, yang jadwalnya dua kali sepekan,” imbuhnya.

Ketika menyinggung mengenai perdagangan antara Uzbekistan dengan Indonesia, Muzaffar menjelaskan kalau negaranya banyak mengekspor pupuk dan bahan-bahan kimia, sementara Indonesia banyak mengekspor kopi, teh, dan lain-lain.

“Uzbekistan akan hentikan ekspor kapas. Dalam lima tahun ke depan akan bangun banyak pabrik tekstil untuk olah kapas, sehingga ke depannya akan ekspor kain dan pakaian jadi,” terang Muzaffar.

Second Secretary Embassy of the Republic of Uzbekistan untuk Indonesia tersebut juga mengatakan kalau pengembangan ziarah / wisata reliji juga jadi prioritas Uzbekistan saat ini.

Ketika ditanya mengenai bidang pendidikan, Muzaffar, mengatakan kalau tanggal 4 Maret 2020 nanti akan ada 200 orang mahasiswa universitas Gunadharma yang berangkat ke Uzbekistan untuk belajar arsitektur Islam.

Muslim Travel News dengan Muzaffar S Abduazimov

Menengok Aktivitas Masjid Jiang’an di Wuhan, China

Masjid Wuhan Jiang’an (foto: Kanal Kalimantan)

MTN, Jakarta – Sejak Januari 2020 dunia memang dihebohkan oleh penyebaran virus Corona di Wuhan, Hubei, China. Tapi seperti apa keadaan salah satu aktivitas masjid di Wuhan, jauh sebelum wabah virus tersebut menyebar?

Akun YouTube milik Muhammad Hanif Hasballah di YouTube mengunggah video rekaman ketika ia mengunjungi masjid Jiang’An di Wuhan pada 14 Desember 2018.

Video yang diunggah oleh Muhammad Hanif Hasballah tersebut perlihatkan aktivitas di masjid Jiang’An sebelum sholat Jumat, saat sholat Jumat, dan sesudah shalat Jumat.

Masjid Jiang’An sendiri berlokasi di No. 83, Yongheli, Erqi Street, Jiang’an District, Wuhan, Hubei, China.

Nama lain dari Masjid Jiang’An adalah Wuhan Liujiamiao Mosque atau Wuhan Erqi Street Mosque.

Tonton videonya di bawah ini.

Masjid di Sukabumi Ini Pagarnya Terbuat dari Akuarium

Masjid Jami At Taqwa (foto: Liputan6)

MTN, Jakarta – Sebuah masjid di wilayah Sukabumi memiliki pagar yang terbuat dari akuarium. Seperti apa?

Sebuah masjid di kota Sukabumi memiliki pagar dari akuarium yang berisi banyak ikan hias.

Masjid tersebut adalah Masjid At Taqwa yang berada di kompleks Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Kota Sukabumi. BBPBAT merupakan lembaga yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Pagar masjid yang berbentuk akuarium ini selesai dibangun Januari 2018 kemarin,” ujar Wakil Ketua II Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid At Taqwa, yang juga seorang perekayasa teknologi Bioflok BBPBAT, Adi Sucipto.

Dilansir dari Republika, keberadaan pagar akuarium ini hadir bersamaan dengan renovasi bangunan masjid yang dilakukan pada tahun lalu. Masjid At Taqwa dibangun pada 1992, dan diresmikan pada 5 Maret 1993.

Seiring dengan perjalanan, masjid ini dilakukan renovasi dan terakhir selesai dilakukan pada awal 2018.

Masjid Jami At Taqwa (foto: Republika)

Adi menerangkan, pemasangan akuarium di pagar masjid ini dilakukan untuk mempercantik bagian eksterior. Terlebih, BBPBAT merupakan balai yang bergerak di bidang perikanan sehingga sangat berkaitan.

Adi mengatakan, pengurus masjid berupaya membuat konsep dengan membuat pagar akuarium. Saat ini, jumlah akuarium yang mengelilingi masjid sebanyak 15 unit.

Di dalam akuarium ini terdapat beragam jenis ikan hias. Misalnya, jenis ikan Memphis, Koki, Platy, Guppy, Sapu dan ikan lainnya.

Menurut Adi, ukuran akuarium sengaja dibuat kecil agar tidak cepat kotor dan berlumut. Pengoperasian akuarium ini dijalankan dengan mesin pompa kecil untuk sirkulasi ikan dan menggunakan magnet.

Pagar akuarium ini semakin cantik dan indah dipandang pada malam hari. “Kalau malam hari ada pencahayaan yang menarik,” kata dia.

Kehadiran pagar akuarium ini menjadi daya tarik bagi warga atau jamaah masjid yang datang beribadah. Mereka menjadi betah berlama-lama di masjid untuk melihat ikan hias di akuarium setelah selesai menjalankan ibadah.

Pada sore hari anak-anak yang belajar mengaji dan ilmu agama di masjid juga makin bersemangat karena melihat akuarium. Masjid ini menggiatkan kajian agama setiap Rabu malam yang dihadiri banyak jamaah.

Selain pagar akuarium, Masjid At Taqwa juga mempunyai kelebihan lainnya. Sarana toilet dan wudhu untuk para wanita dibangun dengan konsep mewah seperti di hotel. Sementara di dalam masjid terdapat lampu hias yang mewah dan menarik untuk dilihat.

Jerman Mulai Promosikan Wisata Muslim

ilustrasi (foto: Halal Trip)

MTN, Jakarta – Merasa kalau potensi industri wisata muslim kian besar, Jerman pun mulai promosikan wisata muslim di negara mereka. Seperti apa?

Managing Director IndoGerman Travel, Dana Schuster, di sela acara Silaturahim dan Tukar Wawasan Tour Halal Jerman & Swiss yang digelar Komunitas Pasar Wisata Halal di Jakarta, mengatakan kalau Jerman sudah mulai promosikan wisata muslim di negara mereka.

Dilansir dari ElShinta, menurut Dana, melihat potensi halal tourism yang bagus, terlebih dengan banyaknya wisatawan dari negara-negara muslim, seperti Arab Saudi, Turki, Lebanon dan negara muslim Asia, pemerintah Jerman pun sudah mulai mempersiapkan hal-hal yang menjadi pendukung wisata halal.

“Selain makanan halal yang tidak mengandung babi, pemerintah Jerman juga membangun lokasi untuk beribadah bagi wisatawan muslim, seperti musala-musala di bandara atau masjid di beberapa tempat,” ungkap Dana.

Untuk makanan halal, Dana mengatakan kalau beberapa restoran di destinasi wisata di Jerman bahkan sudah ada yang bisa melayani langsung permintaan wisatawan atau bisa dipesan terlebih dahulu, khususnya bagi wisatawan yang datang secara berkelompok atau rombongan.

Sedangkan untuk sarana peribadatan, diakui oleh Dana kalau pemerintah Jerman juga telah membangun beberapa masjid atau yang mereka sebut dengan Moschee untuk wisatawan menjalankan ibadah salat. “Hanya saja, masjid di Jerman memang bukan seperti di negara lain atau negara muslim di mana masjid-masjidnya berukuran besar atau masjid raya. Di Swiss dan Jerman masjid tidak megah, namun bersih,” jelas Dana.

Dana juga mengakui bahwa terjadi peningkatan jumlah wisatawan muslim, khususnya dari Indonesia yang berkunjung ke Eropa, seperti Jerman dan Swiss setiap tahunnya. Itu terbukti dari perjalanan wisata yang digarap IndoGerman Travel di mana meningkat tiap tahunnya.

“Satu bulan bisa dua kali pemberangkatan ke Jerman dan Eropa pada umumnya, dan jumlahnya dalam setahun diperkirakan bisa mencapai 240 orang wisatawan muslim,” ucapnya.

Travalal, Platform Digital untuk Umroh & Wisata Halal

MTN, Jakarta – Meski tempat-tempat wisata Muslim di Indonesia dan Asia Tenggara sudah ramai, namun platform digital penyedia layanannya masih sedikit. Menjawab hal tersebut, kini telah hadir Travalal.

Travalal adalah sebuah layanan digital sebagai marketplace dan platform untuk umrah dan dan wisata halal.

“Penduduk Muslim di Asia Tenggara (SEA) khususnya adalah pasar yang besar dan belum dimanfaatkan oleh industri pariwisata,” ujar Joyo Diharjo, pendiri dan CEO Travalal.

Dilansir dari KabarJatim, Joyo mengungkapkan bahwa Travalal bisa jadi platform yang mudah dan efisien serta dapat digunakan oleh semua pelaku di industri travel.

“Kami membawa sesuatu yang berbeda dengan marketplace travel lainnya yang sudah bermain di pasar umroh dan pariwisata. Travalal menawarkan sistem SaaS (Software as a Service) yang dapat digunakan oleh para agen travel untuk Sales Management Dashboard, Data User Management, Statistics, Agenda dan banyak fitur lainnya,” jelas Joyo.

Dengan sistem manajemen tersebut, tambah Joyo, agen travel bisa memberikan informasi dan pemesanan online bagi para wisatawan muslim untuk menemukan paket umrah terbaik, hotel, tempat wisata, restoran halal yang muslim friendly, juga semua kebutuhan wisatawan muslim seperti wifi portabel, tiket transportasi publik, dan lain-lain.

Untuk mendapatkan agen travel yang menjadi mitranya, Travalal melakukan verifikasi, uji kredibilitas dan integritas. “Hal ini kami lakukan mengingat beberapa tahun belakangan sempat ramai masalah mengenai agen travel umrah yang melakukan penipuan dan akhirnya merugikan puluhan ribu jemaah,” ujarnya.

Untuk menghindari kejadian seperti itu, Travalal dilengkapi payment gateway, sehingga agen tidak memegang uang tunai sebelum wisatawan mendapatkan hak paketnya.

Kedepannya Travalal ingin mengembangkan UMK (Usaha Mikro dan Kecil), terutama yang digerakkan oleh Ibu-Ibu untuk menjadi agen mikro dari Travalal.

“Kami yakin dan percaya, Ibu-ibu dapat menjadi agen mikro yang efektif untuk kembangkan bisnis muslim friendly tourism. Karena Ibu-ibu kan biasanya aktif bersosialisasi melalui pertemuan-pertemuan informal seperti arisan dan pengajian,” ujarnya.

Hingga kini, Travalal telah memiliki 85 travel agen resmi yang tersebar di seluruh Indonesia yang siap memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan muslim.

Coba cek layanan Travalal melalui alamat situs https://www.travalal.com/