Saka Buana, Masjid Unik Berbahan Bambu Terbesar di Indonesia

Masjid Saka Buana (foto: Radar Banten)

MTN, Jakarta – Di Serang, Banten, kini ada masjid unik berbahan bambu, yang diklaim sebagai terbesar di Indonesia. Seperti apa?

Di wilayah Kragilan, Serang, Banten, dibangun sebuah masjid unik berbahan bambu bernama Saka Buana, yang diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia untuk jenisnya.

Dilansir dari Banten News, Masjid Saka Buana memiliki luas bangunan 260 meter persegi.

Pihak Yayasan Bambu Indonesia menyebut Saka Buana sebagai masjid bambu terbesar se-Indonesia.

Gaya arsitektur masjid Saka Buana bergaya Jawa Barat dengan model menyerupai “Parahu Nangkub”.

Masjid ini berlokasi tepat di halaman Kantor Operasional Toll Tangerang-Merak di Ciujung, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten.

Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (MMS), Kris Ade Sudiyono, mengatakan, Masjid Saka Buana dibangun menggunakan material bambu karena ingin mengambil konsep alam dan unik.

“Bambu yang dipilih sebagai material utama pada desain bangunan masjid merupakan khasanah budaya dan kearifan lokal. Dengan komposisi 60% struktur bangunan masjid menggunakan material dari bambu,” ujar Kris.

Kris menambahkan, masjid yang diresmikan pada Senin 20 Januari 2020 tersebut diberi nama Masjid Saka Buana mengutip bahasa Sansekerta dari kata “saka” yang berarti tiang dan “buana” yang berarti dunia. Jadi Saka Buana memiliki arti “Tiang Dunia”.

Dilansir dari Radar Banten, masjid Saka Buana diresmikan pada 20 Januari 2020, yang berada di kantor operasional gerbang Tol Ciujung.

Tampak depan masjid bambu Saka Buana mirip Masjid Agung Banten Lama yang bangunannya lebih lebar-lebar pada sisi masjid dan bentuk menara.

Bambu dengan diameter berukuran besar digunakan sebagai tiang penyangga konstruksi agar kokoh menopang rangkaian bambu lain. Sementara bambu yang berukuran kecil digunakan untuk jendela yang dibentuk bervariasi agar indah dipandang mata. Bambu juga dijadikan rangka atap dan anyaman bambu sebelum ditutup genting berwarna merah marun.

Untuk fondasi memang tidak menggunakan bambu, tetapi fondasi pada umumnya dengan coran semen. Ini agar fondasi tetap kuat menopang konstruksi bambu yang ada.

Untuk pintu dan beberapa jendela tetap menggunakan kayu dan kaca. Sementara tempat wudhu baik laki-laki maupun perempuan menggunakan keramik.

Pada bagian dalam tempat salat, karpet berwarna hijau membuat masjid tampak luas karena tidak ada tiang penyangga di tengah ruang salat. Masjid bambu mampu menampung ratusan jamaah. Untuk mimbar juga terbuat dari bambu agar selaras dengan konsep alam yang diusung.

Bagian dalam masjid Saka Buana (foto: Moeslim Choice)

Diperkirakan lebih dari 1.000 bambu untuk membangun masjid yang diberi nama Masjid Saka Buana.

Untuk pembuatan masjid Saka Buana, bambu-bambu dengan kualitas tinggi didatangkan dari Lebak, Pandeglang, Bogor, dan Sukabumi.

Masjid dibangun di atas lahan 947 meter persegi dengan luas bangunan 260 meter persegi.

Pembangunan masjid itu hanya empat bulan, yang dimulai dari September 2019

Lokasi gerbang Tol Ciujung dipilih sebagai lokasi yang cocok untuk pembangunan masjid karena merupakan titik tengah Tol Tangerang-Merak. Selain itu, di Ciujung ada kantor operasional MMS sehingga masjid ini mampu mengakomodasi karyawan. Lokasi dari masjid Saka Buana juga tidak jauh dari permukiman warga.

Konstruksi masjid Saka Buana yang terbuat dari bambu membuat bangunan banyak ventilasi udara sehingga suasana dalam semakin sejuk.

Alamat: Jl. Raya Serang, Kragilan, Kec. Kragilan, Serang, Banten, 42184
Jam buka: 24 jam
Telepon: (0254) 207879

Pakistan, Menyimpan Potensi Wisata Halal yang Besar

Objek-objek pariwisata di Pakistan (foto: parhlo.com)

MTN, Jakarta – Pakistan sebagai satu-satunya negara yang resmi menggunakan nama ‘Republik Islam’ tentu menyimpan potensi wisata halal yang besar. Seperti apa?

Negara Pakistan memiliki nama resmi Islamic Republic of Pakistan. Kemudian Pakistan juga merupakan negara kelima terpadat di dunia. Untuk luas wilayah, Pakistan yang terletak di Asia Selatan merupakan negara ke-33 terluas di dunia.

“Beberapa destinasi wisata di Pakistan juga termasuk di rekomendasi wisata halal,” ungkap Abdul Salik Khan, Duta Besar Republik Islam Pakistan untuk Republik Indonesia, kepada Muslim Travel News, di Jakarta.

Dubes Pakistan untuk RI tersebut menjelaskan kalau 97% warga Pakistan adalah Muslim. Sisa tiga persennya adalah Hindu, Kristen, dan lain-lain. “Makanan halal di Pakistan tersedia di mana-mana,” ujar Salik Khan.

“Ada beberapa situs pariwisata di Pakistan yang sudah masuk ke UNESCO,” jelas Abdul Salik Khan.

Beberapa situs tersebut adalah: Moenjodaro, Taxila, Takht-i-Bahi, The Fort, Shalamar Gardens, Makli, Rohtas Fort, dan lain-lain.

“Kemudian tiga lokasi tertinggi di dunia berlokasi di Pakistan,” tambah Salik Khan.

Lokasi-lokasi tertinggi tersebut adalah: Karakoram (8.611 m), Himalaya (8.126 meter) & Passu Cones (6.106 meter).

“Meskipun begitu, masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Joint ventures masih diperlukan untuk sektor halal-tourism,” ujar Abdul.

Dubes Pakistan untuk RI tersebut menjelaskan kalau negaranya bagus untuk Halal Tourism. “Karena Pakistan merupakan negara yang toleran, negara yang aman dan ada banyak hotel,” terangnya.

Mengenai kerjasama bidang pariwisata antara Pakistan dengan RI, Abdul Salik Khan mengaku kalau ia baru-baru ini sudah membuka obrolan dengan pihak Garuda. “Mudah-mudahan nantinya bisa ada direct-flight dari Jakarta ke Islamabad,” ungkapnya.

Ibukota Pakistan adalah Islamabad, tapi dulunya adalah Karachi, yang pada tahun 1961 dipindahkan ke Islamabad.

Kedubes Pakistan untuk RI sekarang ada di Kuningan. Pindah pada tahun 2007, setelah sebelumnya berada di Menteng, sejak tahun 1950.

Muslim Travel News dengan Dubes Pakistan, Abdul Salik Khan.

Abdul Salik Khan, Duta Besar Pakistan untuk Indonesia

Abdul Salik Khan

MTN, Jakarta – Pada 23 Januari 2020 kemarin Muslim Travel News berkunjung ke Kedubes Pakistan di Jakarta, dan berbincang dengan sang Duta Besarnya. Siapakah dia?

MTN, Jakarta – Pada 23 Januari 2020 kemarin Muslim Travel News berkunjung ke Kedubes Pakistan di Jakarta, dan berbincang dengan sang Duta Besarnya. Siapakah dia?

Duta Besar Republik Islam Pakistan untuk Indonesia terbaru adalah H.E. Mr Abdul Salik Khan, yang resmi dilantik pada 16 Juli 2018.

Sebelum menjabat sebagai Dubes Pakistan untuk Indonesia, Salik Khan menjabat sebagai Dubes Pakistan untuk Kazakhstan pada Februari 2015 hingga Juli 2018.

Lalu, sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Director General (China & SCO), Director General (Afganistan), dan Director General East Asia Pacific (EAP) di Minsitry of Foreign Affairs dari Januari 2013 hingga Januari 2015.

Salik Khan juga pernah menjabat sebagai Consul General di Pakistan, Jeddah, Arab Saudi (2010 – Desember 2012), serta Minister / Deputy Head of Mission di Beijing, China pada 2006 hingga 2010.

Beliau memegang gelar pendidikan Master untuk Literature dan Diploma di National Security. Khan juga pernah mengikuti kursus bahasa Arab di American University, Kairo.

Sepanjang karir profesionalnya di Departemen Luar Negeri, Salik Khan pernah menjabat sebagai: Director untuk wilayah China – Jepang – Korea selama periode 2005 – 2006, Director untuk wilayah Teluk pada tahun 2004 – 2005, Deputy Chief of Protocol Camp Office Quetta (1996 – 1997), Desk Officer / Acting Director untuk wilayah Asia Selatan (1995 – 1996), Desk Officer United Nations (1990 – 1991), dan Desk Officer untuk wilayah Kanada serta Amerika Latin (1988 hingga 1989).

Tugas penempatan luar negeri lainnya dari Salik Khan juga termasuk di: Oman (1991 – 1995), Jerman (1997 – 2000) dan Yaman (2000 – 2004).

Abdul Salik Khan menikah dengan Fauzia Durrani Salik dan memiliki tiga orang anak.

Inilah Tiga Masjid Terindah di Pakistan

MTN, Jakarta – Pakistan adalah sebuah negara Islam yang cukup populer di wilayah Asia Selatan. Banyak pula masjid indah yang dimiliki oleh negara ini.

Republik Islam Pakistan memiliki banyak sekali masjid indah. Tiga di antaranya adalah Faisal Mosque (di kota Islamabad), Wazir Khan Mosque, (di kota Lahore) & Tooba Mosque (di kota Karachi).

Dilansir dari Wanderlust, berikut adalah sekilas mengenai ketiga masjid tersebut:

Faisal Mosque (foto: Lonely Planet)

Faisal Mosque (Islamabad)
Masjid ini didesain dengan gaya modern dan diambil dari namamnya raja Saudi, Faisal Bin Abdulaziz. Masjid ini berlokasi di kaki bukit Margalla Hills.

Faisal Mosque didesain oleh arsitek Turki yang bernama Vedat Dalokay. Bangunannya mampu menampung 100 ribu orang jemaah.

Wazir Khan Mosque

Wazir Khan Mosque (Lahore)
Terletak di jalanan Lahore Tua yang riuh, masjid Wazir Khan banyak disebut sebagai salah satu masjid terindah di Pakistan.

Interior tembok dalam maupun luar ditutupi oleh mozaik yang berkilau. Wazir Khan dibangun tahun 1634 ketika rezim Mughal Emperor Shah Jahan berkuasa.

Masjid ini juga berhiaskan banyak kaligrafi kutipan ayat suci Al-Quran, puisi-puisi Persia, pola geometris dan desain floral.

Tooba Mosque (foto: karachi.wordpress)

Tooba Mosque (Karachi)
Masjid Tooba berlokasi di distrik Korangi, Karachi. Penduduk setempat menyebutnya juga sebagai Masjid Gol dan Masjid Melingkar.

Tooba Mosque juga memiliki fitur air mancur yang sangat indah ketika dilihat pada malam hari.

Masjid ini didesain oleh seorang arsitek Pakistan yang bernama Babar Hamid Chauhan dan dibangun pada tahun 1969, serta dapat menampung hingga 5.000 orang jamaah.

Agen Perjalanan Indonesia Ini Gelar Program Wisata Reliji ke Uzbekistan

Uzbekistan (foto: travel.earth)

MTN, Jakarta – Pihak Amirania Tours & Travel menggelar program wisata reliji ke Uzbekistan. Seperti apa?

Salah satu alasan mengapa pihak Amirania Tours & Travel menggelar program ini adalah untuk mengenal lebih dekat sejarah Islam di negara-negara di Asia Tengah; pecahan negara Uni Soviet, yang salah satunya adalah Uzbekistan.

Dilansir dari MinaNews, Suriati Uwes dari Amirania Tours & Travel menjelaskan, pihaknya bakal memberangkatkan 20 orang untuk melakukan perjalanan religius selama tujuh hari ke Uzbekistan. Rencananya ziarah tersebut dilakukan dari 15 hingga 21 Maret 2020 mendatang.

Menurutnya, perjalanan religius ini sekaligus ingin mengulang kembali kejayaan Islam pada abad ke-11 lalu, yang lebih dikenal dengan Silk Road atau Jalur Sutra.

“Insya Allah, kami adalah pelopor untuk perjalanan religius yang menggabungkan wisata dan edukasi tentang negara-negara Islam bekas Uni Soviet, kami menyebutnya Islamic Heritage Tour,” ujar Suriati.

Untuk perjalanannya ke Uzbekistan, lanjut dia, peziarah bakal terbang langsung dari Jakarta ke Tashkent, dan bermalam di ibukota Uzbekistan tersebut. Perjalanan akan dilanjutkan keesokan harinya dari Tashkent ke kota Bukhara yang indah dan merupakan sisa peninggalan masa kejayaan kekaisaran Persia di Asia Tengah.

Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Sitorai Moxi Hossa, rumah musim panas Emir Bukhara Ismail Samonid yang indah dengan kebun mawar yang beraneka ragam. Lalu ke Makam Ismail Samonid, Museum Air di Bukhara Chasma Ayub, setelah itu rombongan akan kembali ke hotel dan bermalam di Bukhara yang sudah berusia 2.000 tahun lebih itu.

Suriati yang juga Ketua Korps Mubaligh/Mubalighoh Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini menambahkan bahwa di Bukhara perjalanan dilanjutkan ke beberapa tempat yang kental dengan sejarah Islam diantaranya mengunjungi Poi-Kalyan Ensemble yang berfungsi sebagai Madrasah Miri-Arab, Taqi sebagai pusat perdagangan dan mengunjungi tempat pembuatan karpet Uzbek yang terkenal sangat Indah.

“Pada hari keempat rombongan akan dibawa mengunjungi kota tua lainnya, Samarkand, dihari kelima itu, rombongan bakal mengunjungi makam Amir Timur, pendiri Uzbekistan atau biasa disebut Gur-Emir, kemudian ke Registan Ensemble, Shah-i-Zinda necropolis,” imbuh Suriati.

Karena sejarah dan budaya, kawasan Registan bersama Kota Tua Samarkand ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Suriati juga menjelaskan lebih lanjut bahwa rombongan akan diajak mengunjungi tempat pembuatan sutra yang terkenal yang masih menggunakan kertas tradisional. Di sana, rombongan akan diajak mengikuti pembuatan kertas sutera.

“Ziarah ke makam Nabi Daniel yang berada di komplek pemakaman yang indah di Samarkand, di hari selanjutnya rombongan akan kembali ke ibukota Tashkent dan akan dibawa ke pegunungan Chimgan,” jelasnya.

Amirania Tours & Travel bagian dari Amirania Foundation merupakan wadah bagi mereka yang memiliki ketertarikan untuk belajar bersama tentang sejarah masa Jalur Sutra yang penuh keberagaman etnik, suku bangsa, seni & budaya yang menyatu pada bangsa-bangsa yang berasal dari Asia, Eropa, dan Afrika.

Hotel Syariah Bintang Tujuh Akan Hadir di Jakarta

ilustrasi (foto: Tribunnews)

MTN, Jakarta – Hotel syariah di lokal biasanya mentok di kelas bintang tiga atau empat. Dalam waktu dekat hotel syariah kelas bintang tujuh akan hadir di Jakarta.

Dilansir dari Suara, pihak Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) akan mengembangkan hotel bintang tujuh yang ramah bagi wisatawan muslim di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Chairman IHLC, Sapta Nirwandar, usai menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (13/1/2020). Sapta menjelaskan kalau hotel yang akan dikembangkan tersebut adalah Raffles Hotel yang berada di Jakarta.

“Raffles Hotel di Jakarta akan menjadi muslim friendly hotel bintang tujuh. Supaya kita juga bisa punya tempat wisawatan mancanegara yang muslim untuk menginap, untuk conference, dan lain-lain,” kata Sapta.

Dengan Indonesia memiliki hotel syariah berbintang tujuh, maka kita akan mampu bersaing dengan hotel-hotel di luar negeri, serta meraup keuntungan dari wisatawan muslim khususnya dari Timur Tengah.

“Bayangkan kalau Raja Salman menginap, itu berapa tarifnya. Ini meningkatkan devisa,” ujar Sapta.

Produk Cokelat Halal Belgia Resmi Hadir di Indonesia

cokelat Rudolf Braun

MTN, Jakarta – Cokelat merupakan makanan favorit hampir seluruh orang di dunia. Di Indonesia cokelat Belgia merupakan salah satu jenis cokelat favorit. Kini cokelat halal Belgia telah hadir di Indonesia.

Rudolf Braun, salah satu merk cokelat asal Belgia yang telah bersertifikat halal, resmi hadir di Indonesia.

Dilansir dari Mina News, cokelat merek Rudolf Braun dipresentasikan langsung oleh Pavel Krupka, CEO Rudolf Braun di hadapan para pengelola travel muslim di Jakarta, Selasa (14/1).

Menurut Chairman IITCF, H. Priyadi Abadi, MPar, keistimewaan dari coklat Rudolf Braun ini sudah memiliki sertifikat halal.

“Tidak banyak coklat di Belgia yang memiliki sertifikat halal, coklat Rudolf Braun menjadi salah satu alternatif pilihan wisatawan muslim,” ungkapnya.

“IITCF telah melakukan kampanye wisata halal di setiap destinasi yang menjadi tujuan wisatanya, terutama di Eropa. Alhamdulillah IITCF berhasil meyakinkan beberapa partner untuk menyajikan makanan halal, salah satunya coklat Rudolf Braun,” jelasnya.

Tepatnya pada Juni 2019 lalu, coklat Rudolf Braun telah mendapat sertifikat halal.

Dilansir dari Elshinta, CEO Rudolf Braun, Pavel Krupka, mengatakan bahwa selain tak berhenti mengurus sertifikat, pihaknya juga terus gencar melakukan sosialisasi cokelat halal ke beberapa negara berpenduduk muslim yang banyak berkunjung ke Belgia, seperti Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam.

“Travel muslim mencari vendor yang mempunyai sertifikat halal dan kehalalan ini menjadi prioritas utama di banding lainnya. Karena coklat halal tak mudah di Eropa,” jelas Priyadi.

Ke Belgia tak lengkap jika belum merasakan coklat Rudolf Braun. Coklat handmade yang sudah melegenda ini sudah ada sejak tahun 1899.

Al-Qomar, Musholla dengan Arsitektur Khas Bali

Musholla Al-Qomar (foto-foto: anishidayah.com, balimuslim.com & furasu.blogspot.com)

MTN, Jakarta – Pada umumnya musholla di Indonesia berarsitektur gaya Arab atau Timur Tengah, tapi di Bali ada musholla dengan gaya arsitektur khas Bali, yang bernama Al-Qomar. Seperti apa?

Dilansir dari situs BaliMuslim, musholla Al-Qomar dibangun di ujung Jalan Pura Demak Banjar Buagan, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.

Bangunannya besar, nampak kokoh,dan berarsitektur Bali, yang bila dilihat dari jauh tidak akan menyangka kalau Al-Qomar sebuah musholla.

Dilansir dari situs Kemenag, humas Musholla Al-Qomar, Ilham, menjelaskan bahwa sebenarnya pengurus sudah lama mengajukan izin Al-Qomar menjadi Masjid. “Ya sudah mas, kami namakan saja tetap Musholla. Karena bagi kami fungsinya, bukan namanya. Jangan sampai karena soal nama, Musholla ini justru tidak berjalan dengan baik,” jelasnya.

“Dulu, masjid ini awalnya hanya musala. Bangunannya kecil, hanya 5m x 5m. Lalu warga ramai-ramai menghibahkan tanah mereka. Areal masjid meluas dan akhirnya berkembang seperti sekarang,” tutur H. Supandi, Ketua Rukun Warga Muslim (RWM) Al Qomar.

Dilansir dari BeritaBali, seiring waktu, Mushola al-Qomar mengalami dua kali renovasi, yaitu pada tahun 1995 dan tahun 2001, sehingga menjadi bentuk bangunannya yang sekarang dengan luas bangunan 400 m2. Pada kegiatan renovasi terakhir yang dilakukan tahun 2001 dilakukan perubahan secara keseluruhan bentuk bangunan Mushola al-Qomar dengan menerapkan unsur khas arsitektur gaya Bali.

Berdasarkan dari aspek bentuknya, bangunan Mushola al-Qomar menerapkan pembagian kaki-badan-kepala yang identik dengan konsep tri angga pada arsitektur gaya Bali. Bagian kaki bangunan identik dengan unsur bebaturan pada arsitektur gaya Bali, yang menopang bagian badan bangunan yang terkesan masif disebabkan karakteristik bahan yang digunakan.

Bagian kaki dan badan bangunan menggunakan bahan bata gosok, batu paras, dan batu candi yang merupakan bahan khas arsitektur gaya Bali, sehingga menjadikan Mushola al-Qomar memiliki warna merah yang mendominasi bangunannya serta warna krem dan abu-abu. Mushola al-Qomar menerapkan pula ornamen khas arsitektur gaya Bali, di mana pada bagian kaki bangunan terdapat ornamen pepalihan dan pada bagian badan bangunan terdapat ornamen pepatran dan kekarangan yang distilir

Bagian kepala menerapkan bentuk atap limasan dengan atap terbesar mengatapi ruang shalat utama yang berbentuk atap limas tumpang dua yang dilengkapi dengan ornamen kubah pada bagian atasnya. Untuk bahan penutupnya, bagian kepala bangunan menggunakan bahan genteng serta terdapat ornamen ikut celedu khas arsitektur gaya Bali di setiap tepi bubungannya.

Nuansa arsitektur gaya Bali semakin kental dengan menerapkan bentuk candi bentar dan unsur paduraksa lengkap dengan bahan, warna, dan ornamen khas gaya Bali pada bagian pagar masjid. Sebagaimana pada bagian badan bangunan masjid, bentuk ornamen pada pagar masjid mengalami stilisasi sehingga tidak menampakkan bentuk riilnya.

Gedung Musholla Al-Qomar memiliki dua lantai. Di bawah untuk kegiatan sosial, termasuk pengajian anak-anak dan remaja, sedangkan lantai utama di atas untuk shalat berjamaah. Di sebelah depan kiri bawah ada Tempat Wudhu dan Toilet, sedangkan di atasnya disediakan ruangan untuk Marbot. Di sebelah depan kanan terdapat Kantor Sekretariat Masjid dan di luarnya kedai kecil, sedangkan di belakang gedung ada Sekretariat TK.

Musholla ini dulunya berukuran kecil; berada di lorong jalan memanjang ke belakang, tepat di samping gedung yang megah sekarang. Dibangun pertama kali pada tahun 1980 atas kesadaran masyarakat muslim di sekitar Jalan Pura Demak, Kota Denpasar, untuk memiliki tempat ibadah sendiri.

Komunitas mereka dengan motivasi bersama sebagai sesama muslim di tengah masyarakat Hindu Bali ini kemudian diresmikan dengan istilah “Rukun Warga Muslim”. Paguyuban inilah yang menjadi payung bersama kegiatan keagamaan mereka sampai sekarang. Di dalamnya berkumpul warga muslim pribumi juga pendatang dari Jawa, Sunda, Bugis, Padang juga Madura.

Rukun Warga Muslim kemudian memindahkan dan membangun Musholla yang lebih besar saat ada warga Muslim pada tahun 1997 yang berkenan menjual tanahnya seluas 400 meter di sebelah Musholla yang lama. Sejak saat itu dimulai pembangunan. Berjalan selama 10 tahun, dengan swadaya masyarakat muslim sekitar dan donasi terbuka melalui rekening, akhirnya selesai pada tahun 2007 dan diresmikan oleh Ketua MUI Provinsi Bali saat itu, Rahmatullah Amin.

Tonton videonya di bawah ini, via saluran YouTube, Tawaf TV.

Ini Rekomendasi Objek Wisata Halal di Padang

Padang (foto: Danabijak)

MTN, Jakarta – Beberapa daerah di Indonesia dalam lima tahun terakhir ini mulai menerapkan konsep wisata halal. Salah satunya adalah Padang. Seperti apa?

Konsep wisata ini sebenarnya bukan khusus ditujukan untuk umat muslim saja, tetapi setidaknya semua aspek wisata harus Muslim-friendly, seperti hotel syariah dan kuliner halal.

Pada tahun 2016 Sumatra Barat sempat menerima dua penghargaan dari The World Halal Tourism Award.

Dilansir dari TribunNews, berikut adalah beberapa objek wisata di Padang yang masuk kategori wisata halal. Di mana saja?

Jembatan Siti Nurbaya

Jembatan ini bisa dibilang merupakan ikon dari Kota Padang. Memiliki panjang 156 m, Jembatan Siti Nurbaya menawarkan pemandangan memikat.

Pemandangan permukiman dan perbukitan hijau sekitar juga menambah pesona jembatan yang diresmikan pada 1992 ini.

Sembari menikmati pemandangan, tak ada salahnya menikmati jagung atau roti bakar.

Lembah Anai

Salah satu wisata halal di Padang yang bisa anda kunjungi adalah Lembah Anai. Tempat wisata alam ini merupakan sebuah air terjun yang ada di Cagar Alam Lembah Anai.

Anda akan disuguhi air terjun setinggi 35 meter yang bergemuruh di antara pepohonan hijau. Belum lagi di dekatnya, terdapat kolam penampung air yang sejuk. Pun, Anda bisa menemukan rel kereta api tua yang sudah tidak digunakan.

Tak hanya membuat terpana setiap pengunjung yang khusus datang kemari, Air Terjun Lembah Anai juga menarik perhatian siapa pun yang melintas di sepanjang jalan penghubung Padang ke Bukittinggi.

Kota Tua Padang

Datang ke Kota Padang, sempatkan diri untuk mengunjungi Kota Tua. Kawasan ini menawarkan cagar budaya berisi bangunan tua dengan arsitektur Belanda.

Anda bisa melihat berbagai bangunan bergaya klasik. Semuanya membentuk kawasan memikat yang sangat cocok ditangkap kamera.

Kawasan ini tak hanya menawarkan cagar budaya dari sisi bangunan saja. Masyarakat yang hidup di sini juga terdiri dari berbagai suku.

Tak heran, berbagai aktivitas dari budaya berbeda membentuk keharmonisan dan menjadi daya tarik lain Kota Tua. Apalagi, Anda juga bisa mencicip aneka kuliner lezat di kawasan ini.

Lamun Ombak

Lamun Ombak merupakan sebuah rumah makan di Padang yang pernah mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata. Tempat wisata kuliner ini menyabet predikat Restoran Halal Terbaik Nasional dalam Kompetisi Pariwisata Halal Nasional.

Beragam makanan khas Minangkabau asli bisa Anda santap di sini. Mulai dari rendang sampai gulai kepala ikan yang sangat populer.

Seperti layaknya rumah makan Padang asli, restoran legendaris ini akan menyajikan makanannya secara khas.

Wisatawan RI Target Utama Kampanye Wisata Halal di Uzbekistan

MTN, Jakarta – Pihak pemerintah Uzbekistan mengaku kalau wisatawan RI adalah sasaran utama mereka dalam mempromosikan wisata halal di negara mereka. Seperti apa?

Uzbekistan melalui Sekretaris II Kedutaan Besar Uzbekistan, Muzzafar Abdulazimov, mengatakan kalau wisatawan Indonesia adalah sasaran utama mereka dalam mempromosikan kampanye wisata halal di Uzbekistan.

“Sejak 2016, Uzbekistan mulai memprioritaskan sektor wisata halal ini dan wisatawan Indonesia menjadi salah satu target utama,” ujar Muzzafar, seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia.

Muzzafar menyebutkan alasannya karena Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dan Uzbekistan menjadi salah satu negara yang memiliki kontribusi pada peradaban dan budaya Islam.

Dilansir dari IndoZone, Uzbekistan dinobatkan sebagai destinasi favorit tahun 2020 oleh situs web travel Lonely Planet. Tidak heran, karena beberapa tahun belakangan ini, Uzbekistan menjadi salah satu negara yang banyak diincar para traveler dunia. Berikut ini adalah tiga faktor Uzbekistan jadi destinasi wisata halal favorit.

Bebas Visa
Baru-baru ini, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev memiliki inisiatif untuk mengubah negara tersebut menjadi tujuan yang menarik bagi para pelancong, yaitu membebaskan Visa untuk pengunjung dari 65 negara.

Objek Wisata Bersejarah
Ada banyak tempat bersejarah di Uzbekistan yang bisa anda kunjungi. Beberapa tempat yang paling legendaris adalah Tashkent, Samarkand, Registan Square dan Kota Bukhara yang selalu menjadi tempat favorit.

Kuliner Halal
Makanan di Uzbekistan memiliki aroma yang khas karena rempah-rempahnya yang sangat kuat. Beberapa menu yang paling populer di Uzbekistan adalah Palov, Shurpa, dan Mutton. Karena penduduknya yang mayoritas Muslim, maka sangat mudah untuk menemukan kuliner halal di Uzbekistan.