Perhutani Berpartisipasi di International Halal Tourism Summit

ilustrasi (foto: pexels.com)

MTN, Jakarta – Dukung pariwisata halal yang aman, Econique meriahkan International Halal Tourism Summit. Seperti apa?

Dilansir dari situs resmi Perhutani, Econique Perhutani Alam Wisata Area Bisnis Wisata Wilayah Barat turut serta memeriahkan International Halal Tourism Summit.

Acara ini merupakan bagian dari upaya untuk mempromosikan “Friendly Tourism: Unifying Digital Technology, Artificial Intelligence, and Sustainability Initiatives.” Acara ini diprakarsai oleh Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) dan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada Rabu (25/10).

Econique hadir sebagai seller untuk memperkenalkan berbagai produk wisata dan destinasi wisata terbaik yang dimiliki pada acara yang dikemas dalam format Travel Mart B2B. International Halal Tourism Summit adalah wadah pertemuan antara seller dan buyers, dimana diskusi yang berlangsung seringkali berakhir dengan transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Econique memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan produk-produk wisata unggulan serta informasi lengkap mengenai destinasi wisata yang menarik, dan paket-paket wisata yang disesuaikan dengan kebutuhan para travelers.

Tak sedikit travel agent yang penasaran dan tertarik dengan penawaran wisata yang kami sajikan dan ini seringkali berujung pada pertukaran kontak untuk kemungkinan transaksi selanjutnya, dengan harapan dapat ikut berkontribusi dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi-lokasi wisata yang kami kelola.

Dalam penyelenggaraan acara Wakasekjend DPP PPHI Endang Ekasanti menjelaskan harapannya agar pariwisata di Indonesia dapat bangkit kembali. Ia menekankan pentingnya pengembangan Wisata Ramah Muslim Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan domestik maupun asing. Dengan produk wisata yang lebih bervariasi dan memberikan manfaat yang barokah kepada anggota PPHI, pelaku usaha, dan masyarakat luas.

Sementara itu, General Manager Econique Perhutani Alam Wisata Area Bisnis Wisata Wilayah Barat, Komarudin menyoroti bahwa pariwisata halal bagi umat muslim adalah konsep yang mempromosikan kebersihan, keamanan, keberkeluargaan, pemberdayaan ekonomi lokal, serta kenyamanan dan kemudahan dalam beribadah dan makanan halal.

“Penting untuk memahami bahwa halal bukan hanya relevan bagi komunitas Muslim, karena prinsip dasar halal mencakup aspek-aspek yang bermanfaat bagi semua orang. Konsep ini menekankan keamanan pangan, menciptakan lingkungan yang ramah keluarga, mendukung pertumbuhan ekonomi yang adil, dan menyediakan fasilitas yang memenuhi kebutuhan para wisatawan dengan mudah. Dengan demikian, pariwisata halal menciptakan pengalaman yang lebih baik dan inklusif bagi seluruh pengunjung tanpa terkecuali,” jelas Komarudin.

Dalam hal ini Econique Perhutani Alam Wisata berkomitmen untuk terus mendukung dan mempromosikan pariwisata halal sebagai bagian dari upaya memperkaya pengalaman wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan prinsip-prinsip kebersihan, keamanan, keragaman, dan kemudahan akses, wisata halal menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi industri pariwisata di tanah air.

Perusahaan Umum Kehutanan Negara atau biasa disingkat menjadi Perum Perhutani, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang kehutanan.

Aceh Tempati Posisi Dua Destinasi Pariwisata Ramah Muslim

ilustrasi (foto: balipost.com)

MTN, Banda Aceh – Kabar baik kembali datang di sektor kepariwisataan Aceh. Untuk kesekian kalinya Aceh berhasil mencatatkan posisinya sebagai destinasi pariwisata ramah muslim (top muslim – friendly tourism destination) pada ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) Award 2023.

Dilansir dari AcehProv, Aceh sekarang berada di peringkat kedua di bawah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ajang ini diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (RI) bekerja sama dengan Bank Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) pusat serta Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI).

Penghargaan IMTI Award diserahkan langsung oleh Menparekraf RI, Sandiaga Salahudin Uno, kepada perwakilan dari Pemerintah Aceh, Ismail (Kabid PUPK Disbudpar Aceh) di Jakarta Convention Center (JCC).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengatakan penghargaan tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah pihak dalam upaya memajukan industri pariwisata halal berkelanjutan.

“Alhamdulillah, keberhasilan Aceh meraih peringkat dua akan memperkuat posisi Kita sebagai destinasi wisata halal yang layak dikunjungi oleh wisatawan, sekaligus menjadi penyemangat untuk tampil lebih percaya diri dan bersaing dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia dan global,” ujar Almuniza di Banda Aceh, Sabtu (28/10).

Atas torehan ini, Almuniza berharap para pelaku industri pariwisata Aceh terus bekerja keras mengembangkan potensi demi meraih peringkat pertama di kompetisi mendatang.

“Saat ini, pasar halal tourism dan muslim-friendly di Indonesia telah memasuki fase pasar global, sehingga dengan usaha meningkatkan layanan tambahan (extended services) diharapkan dapat menarik wisatawan muslim lokal maupun mancanegara ke Aceh,” ucapnya.

Kabid Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK) Disbudpar Aceh, Ismail menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras bersama.

“Apresiasi Kami (Disbudpar Aceh) kepada seluruh pelaku industri perhotelan, pelaku pariwisata, pelaku ekonomi kreatif, dan seluruh stakeholder yang telah terlibat mendukung dan memajukan pariwisata Aceh hingga sejauh imi. Mari terus Kita promosikan Aceh sebagai destinasi wisata yang ramah, aman, nyaman dan menawan kepada wisatawan,” pintanya.

Ketua PPHI Aceh, Imam Mahfudh mengaku sangat bangga dengan penghargaan tersebut.

Dia berharap kepada pelaku industri pariwisata dan pemerintah dapat terus bersinergi dan berkolaborasi dalam memajukan wisata halal.

“Aceh memiliki potensi besar dalam mengembangkan wisata halal, apalagi daerah kita ini (Aceh) menerapkan qanun (peraturan daerah) syariat Islam,” pungkas Imam, yang turut hadir di acara IMTI Award 2023 di Jakarta.

Sumsel Bidik Pengembangan Wisata Halal untuk Genjot Pariwisata

Alquran Al Akbar Gandus, Palembang (foto: ayobandung.com)

MTN, Palembang – Pihak Disbudpar Sumatera Selatan kini sedang bidik pengembangan wisata halal untuk genjot pariwisata. Seperti apa?

Dilansir dari Bisnis, pemerintah provinsi Sumatra Selatan kini berencana untuk menggenjot pengembangan wisata halal, yang diyakini mampu meningkatkan sektor pariwisata di wilayah tersebut.

Upaya pengembangan wisata halal tersebut sejalan dengan jumlah wisatawan muslim yang terus menunjukkan tren meningkat baik dari nasional maupun mancanegara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Aufa Syahrizal, mengatakan bahwa rencana pengembangan wisata halal tersebut juga selaras dengan nominasi yang didapatkan Sumsel sebagai salah satu provinsi yang ramah muslim.

Dari 38 provinsi di Indonesia, terdapat 15 besar provinsi yang ramah muslim dan Sumsel masuk di posisi keenam dalam nominasi yang bertajuk International Halal Tourism Destination tersebut.

“Kita belum lima besar tapi mudah-mudahan di tahun depan kita bisa meningkat di lima besar,” katanya, Senin (30/10).

Aufa meyakini seluruh destinasi wisata di Sumsel baik itu alam, budaya, religi dan kuliner memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pariwisata.

Namun, untuk saat ini pengembangan destinasi wisata halal menjadi salah satu fokus utama pemerintah daerah guna memberikan pelayanan yang dapat menyakinkan para wisatawan.

“Langkah selanjutnya kita akan undang pelaku wisata khususnya hotel dan restoran untuk bagaimana memberikan pelayanan yang orang bisa yakin destinasi wisata di Sumsel ini halal,” sambungnya.

Sementara terkait strategi pengembangan destinasi wisata, imbuh Aufa, pihaknya memusatkan pada konsep sapta pesona yang memiliki tujuh unsur di dalamnya diantaranya keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan.

“Orang kalau berkunjung kemudian melihat bahwa Sumsel aman, tertib, bersih dan orangnya ramah tamah, selanjutnya kenangan yang dimiliki pasti enak juga dan bisa memunculkan keinginan untuk berkunjung lagi,” pungkasnya.

NTB Raih Penghargaan Destinasi Wisata Ramah Muslim dari Menparekraf

Islamic Center di NTB (foto: radarlombok.co.id)

MTN, Jakarta – Pemprov NTB raih penghargaan destinasi pariwisata ramah muslim dari Menparekraf. Seperti apa?

Dilansir dari Kompas, pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat mendapatkan penghargaan peringkat pertama Indonesia muslim travel indeks (IMTI) atau destinasi pariwisata ramah muslim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), pada Rabu pekan lalu (25/10).

“Alhamdulillah setelah dilakukan penilaian dan peninjauan lapangan oleh tim juri, NTB awalnya masuk nominasi top 5 dan diumumkan mendapatkan peringkat pertama sebagai daerah destinasi pariwisata ramah muslim,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady.

Jamal mengatakan, IMTI award merupakan program Kemenparekarf bersama Bank Indonesia (B)I, komite nasional ekonomi dan keuangan syariah (KNEKS), masyarakat ekonomi syariah (MES) pusat dan perkumpulan pariwisata halal Indonesia (PPHI) untuk menciptakan ekosistem pariwisata syariah.

Komandan Lapangan MotoGP 2023 ini menjelaskan, penjurian IMTI telah berlangsung sejak Juli 2023.

Kriteria penilaian adalah ketersediaan sarana dan prasarana ibadah dan makanan halal di lokasi destinasi wisata.

“Adapun sasaran penilaian di antaranya airport Bizam, hotel Svarga Senggigi, rumah makan Taliwang Irama, destinasi wisata Loang Baloq dan keseriusan Dispar NTB menerima penjelasan regulasi wisata halal dan konsep wisata halal yang menekankan pada produk wisata halal, penyediaan pelayanan/amenitas seperti tempat-tempat sarana ibadah yang bersih dan tdk nakjis,” kata Jamal.

Ada dua juri utama serta tiga orang dari Kemenparekarf yang terlibat dalam penghargaan IMTI.

Adapun penghargaan diberikan langsung oleh Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, di Jakarta.

“Penghargaan ini semakin memacu semangat kami mengembangkan destinasi wisata halal di samping banyaknya event sport tourism di Lombok seperti MotoGP dengan adanya sirkuit Mandalika,” pungkas Jamal.

Tiga Inisiatif Strategis dari PPHI untuk Wisata Halal

MTN, Jakarta – Pihak Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) memberikan tiga inisiatif strategis untuk wisata halal. Apa saja?

Dilansir dari Republika, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menilai harus ada nilai tambah pada produk dan layanan sektor ini. Begitupun peningkatan berkelanjutan terhadap kualitas penawaran yang sesuai untuk lanskap baru pasar wisata ramah Muslim pascapandemi Covid-19.

Untuk mewujudkannya, PPHI mengajukan tiga inisiatif strategis, yakni:

  1. Mendukung transformasi menuju ketahanan industri pascapandemi, daya saing, serta destinasi dengan rating ramah Muslim. Lalu, pelayanan akreditasi industri dengan rating ramah Muslim dan layanan akreditasi industri. Kemudian, pemeringkatan destinasi ramah Muslim; kerangka kerja, pedoman dan dranding penghargaan terhadap pribadi dan industri; serta platform atau program keterlibatan industri.
  2. Meningkatkan ekosistem pariwisata ramah Muslim Indonesia dengan pelatihan di industri pariwisata ramah Muslim. Selanjutnya, pegulasi, standardisasi, sertifikasi, insentif, dan dukungan kebijakan. Serta pelatihan, konsultasi, sistem penilaian dan praktik terbaik industri Indonesia.
  3. Pengembangan pemasaran dan platform big data International Halal Tourism Summit, konferensi internasional, peluncuran IMTI 2023, dan B2B/B2C pameran bisnis pariwisata.

Sejalan dengan tujuan Tiga Inisiatif Strategis Utama PPHI tersebut di atas, perhelatan The 5th International Halal Travel Summit (IHTS), menyediakan platform dinamis dan kolaboratif yang mendorong inovasi dan pengetahuan pertukaran. Juga menyediakan kemitraan strategis dalam industri wisata dan gaya hidup Muslim.

Ketua PPHI Riyanto Sofyan menyampaikan, IHTS digelar untuk memberdayakan pemangku kepentingan, menginspirasi kepemimpinan pemikiran, dan mendorong transformasi positif menuju ketahanan dan meningkatkan daya saing industri serta destinasi baru dalam lanskap industri pariwisata pascapandemi.

Langkah utamanya dengan mengatasi permasalahan tantangan dan meraih peluang besar pasar pariwisata ramah Muslim dengan pertumbuhan tinggi ini. “Pasar parisata ramah Muslim telah menjadi salah satu sumber utama wisatawan internasional, bukan niche market lagi,” ujar Riyanto mengawali The 5th Halal Tourism Summit yang bagian Indonesia Shari’a Economic Festival di JCC, Jakarta, yang digelar baru-baru ini.

IHTS 2023 diikuti lebih dari 300 peserta yang terdiri dari perwakilan pemangku kepentingan pariwisata, asosiasi pariwisata, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat.

Riau Siapkan Kawasan Wisata Kuliner Halal

ilustrasi (foto: menara.co.id)

MTN, Pekanbaru – Pemprov Riau kini tengah menyiapkan kawasan wisata kuliner halal yang aman dan sehat. Seperti apa?

Dilansir dari Antara, pemerintah Provinsi Riau kini tengah mempersiapkan Riau Garden menjadi kawasan kuliner halal, aman dan sehat, yang memiliki nuansa berbeda, dengan wisata yang sudah ada sebelumnya di Kota Pekanbaru.

“(para) Pemiliknya sudah setuju, nanti akan dibuat kuliner halal, aman dan sehat,” kata Gubernur Riau, Syamsuar, di Pekanbaru, Minggu (29/10).

Orang nomor satu di Riau itu menyampaikan bahwa sebelumnya kawasan kuliner halal, aman dan sehat juga sudah dibuat di Jalan Sumatera dan Arifin Achmad. Komite Nasional dan Keuangan Syariah juga langsung mengecek kondisi di lapangan.

Akan tetapi mereka menilai tidak memungkinkan untuk diterapkan sebagai kawasan halal aman dan sehat. Untuk makan dipilih Riau Garden yang berada di Jl HR Soebrantas.

“Jadi artinya Riau Garden ini yang pas, sehingga kami setuju kalau Riau Garden ini kami jadikan sebagai tempat kuliner halal, aman dan sehat,” katanya lagi.

Dari segi fasilitas, objek wisata Riau Garden sangat lengkap. Parkir yang luas, dilengkapi Anjungan Tunai Mandiri (ATM), tempat bermain anak-anak, kuliner, fasilitas di sabel, ruang asi, dan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Selain itu, Riau Garden juga menyediakan tempat pertemuan untuk rapat, seminar bahkan menyelenggarakan acara ulang tahun hingga resepsi perkawinan. Memiliki lahan yang terbilang luas, tentunya bermacam event bisa digelar di sini.

Dan yang lebih menarik, di Riau Garden pengunjung akan dimanjakan dengan tempat swafoto cantik yang instagramable, dan ke depannya akan dipadukan dengan agrowisata.

“Riau Garden yang nantinya kami jadikan sebagai tempat kuliner halal, aman dan sehat merupakan program Komite Nasional Keuangan Syariah yang dipimpin oleh Wakil Presiden,” pungkas Syamsuar.

Agen-Agen Perjalanan di Sumut Sudah Terlatih Layani Wisata Halal

Danau Toba (foto: okezone.com)

MTN, Medan – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia/Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), mengatakan bahwa agen-agen perjalanan di Sumatera Utara sudah terlatih layani wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia/Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Sumatra Utara, Solahuddin Nasution, memastikan agen-agen perjalanan anggotanya terlatih melayani wisata halal.

“Biro perjalanan dapat memenuhi semua kebutuhan wisatawan, baik ibadah maupun makanan halal,” ujar dia di Medan, Minggu, tengah bulan ini (12/9).

Menurut Solahuddin, aspek kehalalan penting bagi wisatawan Muslim yang melakukan perjalanan ke daerah atau tempat yang jumlah pemeluk agama Islam-nya sedikit.

Di Sumut, kata dia, agen-agen perjalanan sudah berpengalaman dalam menciptakan kenyamanan bagi semua pihak.

Meski demikian, Solahuddin mengemukakan pentingnya Provinsi Sumut menafsirkan kembali definisi dari wisata halal.

Wisata halal, katanya, seharusnya tidak bersifat kaku dan diartikan secara sempit.

Oleh sebab itu, Solahuddin lebih memilih menggunakan istilah “muslim friendly tourism” alias pariwisata yang ramah umat Muslim.

“Pariwisata jenis itu tengah dikembangkan di negara-negara, seperti Korea Selatan dan Jepang. ‘Muslim friendly’ artinya dapat memenuhi harapan turis Muslim ketika berkunjung ke daerah wisata minoritas Muslim. Jadi, semua hal untuk wisata itu bisa didiskusikan, termasuk rencana perjalanannya,” kata Solahuddin.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara Zumri Sulthony menyampaikan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato’ Syed Mohamad Hasrin bin Tengku Hussin menyoroti wisata halal di Danau Toba saat bertemu Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah di Medan, 25 Agustus 2023.

Dubes Malaysia, dia mengatakan, menyebut bahwa warga dari “Negeri Jiran” –sebutan untuk Malaysia– akan senang jika kebutuhan halal mereka, terutama makanan, di kawasan Danau Toba dapat terfasilitasi.

Selama ini, kata dia, wilayah Danau Toba sudah akrab dengan kehalalan, tetapi hal tersebut masih perlu ditingkatkan.

“Kita bukan ingin menghilangkan kebiasaan yang sudah ada. Justru yang sudah ada diperbaiki kualitasnya sambil menyadari bahwa wisatawan luar negeri juga membutuhkan objek wisata yang bersahabat dengan kehalalan,” pungkasnya.

Wisata Halal Dapat Bantu Wisatawan Muslim Dekatkan Diri Kepada Allah

MTN, Yogyakarta – Ketua Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah mengatakan bahwa wisata halal dapat bantu wisatawan muslim dekatkan diri kepada Allah SWT.

Dilansir dari situs resmi Muhammadyah, Ketua Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ruslan Fariadi, mengatakan bahwa salah satu nilai tambah yang paling penting dari konsep wisata halal adalah bahwa ini dapat membantu wisatawan Muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Hal tersebut dikatakan oleh Ruslan di acara Seminar Tuntunan Wisata Islami Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Yogyakarta pada Sabtu pekan lalu (23/9) di Panti Asuhan Yogyakarta Muhammadiyah Lowanu.

“Dalam wisata ini, tidak hanya aspek rekreasi yang menjadi target, tetapi juga harus ada aspek iqra’, yaitu membaca ayat-ayat kauniyah (ayat-ayat yang menggambarkan ciptaan Allah),” ujar Ruslan.

Dengan mengunjungi tempat-tempat yang indah dan alam yang menakjubkan, wisatawan Muslim dapat merenungkan kebesaran Allah dan mengapresiasi keindahan ciptaan-Nya. Ini adalah pengalaman yang mendalam yang dapat membantu mereka merasakan koneksi spiritual yang lebih kuat.

Pariwisata telah mengalami transformasi yang signifikan dari kebutuhan tersier menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan modern. Konsep wisata halal menawarkan solusi yang menghormati aturan Islam dan bahkan dapat membantu wisatawan mendekatkan diri kepada Allah.

Namun, pengaturan yang bijak dan kerjasama antara pihak terkait adalah kunci untuk menjalankan konsep ini dengan sukses. Dengan demikian, pariwisata halal menjadi langkah menuju keberlanjutan yang menghormati nilai-nilai agama dalam industri pariwisata yang terus berkembang.

PPP Dorong Perlunya Perda untuk Pengembangan Wisata Halal

foto: ppp.or.id

MTN, Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan dorong perlunya peraturan daerah untuk pengembangan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, anggota Komisi X DPR RI Fraksi PPP, Illiza Sa’aduddin Jamal, mendorong adanya peraturan daerah sebagai acuan pengembangan wisata halal. Hal ini agar upaya pengembangan tersebut sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing.

“Dengan menyiapkan regulasi tentang layanan wisata ramah muslim dan penyusunan standarisasi wisata halal Indonesia yang mengacu pada standar wisata halal dunia,” jelas Illiza, Sabtu (30/9).

Hal tersebut Illiza sampaikan saat menjadi pemateri pada acara seminar Fraksi PPP dengan tema ‘Peran Wisata Halal dalam Membangkitkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif’ beberapa waktu lalu.

Illiza menekankan bahwa Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia, yakni mencapai 229 juta orang. Besarnya populasi tersebut, maka Indonesia memiliki potensi untuk melakukan akselerasi pengembangan wisata halal dan muslim friendly.

“Salah satunya dengan pemanfaatan dana desa untuk pengembangan wisata halal di desa wisata. Karena berkembangnya wisata halal ini akan memberikan dampak terhadap perkembangan ekonomi masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Dalam meningkatkan produk wisata halal, dia mendorong pemerintah untuk melibatkan masyarakat. Khususnya dengan menggandeng komunitas dan ormas.

“Mendorong tumbuhnya industri kreatif untuk melahirkan produk-produk wisata halal. Masyarakat harus terlibat aktif dalam pengembangan wisata halal, sehingga masyarakat merasa memiliki,” kata Illiza.

Illiza menekankan pengembangan wisata juga harus dibarengi dengan penyediaan fasilitas ibadah yang layak dan memadai. Menurutnya hal ini penting guna memenuhi hak dasar para wisatawan muslim.

“Misalnya, tempat wudhu yang bersih dan terawat, tempat ibadahnya yang baik, luas dan terjangkau tidak berada di pojokan dan dekat toilet,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Oneng Setya Harini mengatakan pemerintah memberikan pelayanan terhadap kebutuhan wisatawan muslim. Layanan tersebut mencakup hotel halal, transportasi halal, makanan halal, paket wisata halal dan keuangan halal.

“Memastikan kesediaan pelayanan yang optimal dalam menyambut wisatawan Muslim di setiap destinasi wisata. Ketersediaan pilihan tempat makan halal, akses mudah ke tempat salat, dan akomodasi ramah muslim,” ungkap Illiza.

“Salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan wisata halal di Indonesia. Sertifikasi halal diberikan kepada pelaku usaha pariwisata yang memenuhi standar kompetensi dan pelayanan ramah muslim,” pungkasnya.

Desa di Kepri Ini Didorong jadi Destinasi Wisata Halal

desa Pengudang yang berlokasi di Teluk Sebong, kabupaten Bintan, provinsi Kepulauan Riau (foto: Indonesia Travel)

MTN, Jakarta – Sebuah desa di Kepulauan Riau ini didorong untuk jadi destinasi wisata halal. Desa apakah itu?

Dilansir dari Kemenag, desa Pengudang yang berlokasi di Teluk Sebong, kabupaten Bintan, provinsi Kepulauan Riau, didorong untuk jadi destinasi wisata halal.

Hal tersebut diketahui saat Forum group discussion (FGD) di Ruang Balai Desa Pengudang, Jumat (8/9), awal bulan ini.

Sekda Kabupaten Bintan, Ronny Kartika, yang hadir bersama Ketua DWP Bintan, Elyza Riani, serta praktisi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Maritime Raja Ali Haji, Dr. Lily Viruly, S.STP, M.Si menjelaskan bahwa gagasan tersebut akan diimplementasikan serta dikaji secara lebih komprehensif.

“Pengembangan konsep wisata halal di Desa Pengudang tentu akan menawarkan konsep nuansa wisata baru. Nanti bisa di implementasikan melalui ketersediaan home stay rumah penduduk serta daya tarik kuliner tradisional lokal,” ujarnya saat membuka forum diskusi.

Dikatakannya juga bahwa konsep wisata halal merupakan konsep wisata yang moeslim friendly (ramah wisatawan muslim). Hal ini menurutnya sebuah branding yang pas untuk Desa Pengudang yang penduduknya mayoritas muslim.

“Desa Pengudang ini memiliki view pedesaan yang alami. Bahkan banyak wisatawan asing saat ini yang mau stay dari 2 hingga 8 hari namun menginginkan konsep wisata seperti menikmati kuliner tradisional setempat, atau sekedar bersepeda menikmati keindahan panorama desa,” tutupnya.