Jepang Bidik Potensi Industri Wisata Halal

ilustrasi (foto: Raykha Tour)

MTN, Jakarta – Jepang bidik potensi industri wisata halal dan wisata ramah muslim. Seperti apa?

Dilansir dari Kompas, Jepang terus meningkatkan keramahan dan fasilitas bagi wisatawan Muslim yang ingin berlibur ke negaranya.

Executive Director Japan National Tourism Organization (JNTO), Tamaki Hatakenaka, mengatakan, salah satu segmen yang mengalami pertumbuhan fenomenal di Jepang adalah perjalanan dan pariwisata halal.

Hal ini, menurut Tamaki, mengingat cukup banyaknya wisatawan muslim yang mematuhi aturan Islam berpotensi berkunjung ke Negeri Sakura, termasuk Indonesia.

“Bagi Jepang, wisatawan Indonesia juga sangat penting bisa datang ke Jepang terutama yang perlu kami tekankan di sini adalah karena kami juga mengetahui Indonesia banyak penduduknya yang muslim,” ujar Tamaki (15/8).

Oleh karena itu, pihak JNTO dikatakan juga bekerjasama dengan pemerintah, termasuk otoritas bandara, untuk menyediakan fasilitas ibadah seperti musholla.

“Juga tempat-tempat yang muslim friendly supaya wisatawan muslim bisa menjalankan ibadah mereka,” sambung Tamaki.

Ruang sholat dan masjid kini dapat dijumpai sebagian besar di kota-kota besar Jepang, terutama bandara basar, hotel ramah muslim, dan destinasi wisata populer.

Tamaki menjelaskan, sertifikasi halal layaknya milik Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Indonesia memang belum ada di restoran-restoran di Jepang.

“Muslim yang mencari restoran dengan menu bersertifikasi halal sebaiknya berkonsultasi dengan jasa panduan restoran lokal yang dikhususkan bagi pengunjung muslim,” bunyi pesan situs JNTO.

Bagi yang mencari produk makanan siap saji juga sebaiknya berhati-hati, karena sebagian besar supermarket di Jepang tidak menyuplai produk halal.

Umumnya bahan makanan dan produk makanan bersertifikasi halal di Jepang mengacu pada daging (kebanyakan beku), bumbu-bumbu, dan produk tunggal.

Hotel ramah muslim di Jepang

Adapun jumlah hotel di Jepang yang menawarkan fasilitas dan pelayanan bagi pengunjung muslim kini semakin banyak.

Fasilitas tersebut misalnya berupa restoran halal, sajadah, dan ruang yang menghadap ke Mekkah di kamar pribadi atau di area umum.

Terkadang para staf pramutamu juga mengetahui lokasi dari restoran halal dan masjid di sekitar hotel tersebut.

Namun kebanyakan dari pelayanan dan fasilitas hotel ramah muslim ini baru berada di kota-kota besar.

Bagi wisatawan yang mencari akomodasi alternatif ramah muslim lainnya, bisa menyewa apartemen atau kamar tipe suite di hotel lengkap dengan dapur kecil, jika ingin memastikan proses pembuatan makanan halal.

Berkunjung ke MUI, Penasihat Presiden Uzbekistan Tawarkan Kerjasama Keagamaan dan Wisata Muslim

Penasihat Presiden Uzbekistan yang juga Rektor International Islamic Academy of Uzbekistan H E Mr Muzaffar Kamilov berkunjung ke Kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta (28/8/2023). Delegasi Uzbekistan disambut di Aula Buya Hamka Gedung MUI.

Dilansir dari situs resminya MUI, dalam pertemuan tersebut, Mr Kamilov ditemani Mr Muzaffar Abuazimov (Charge d’ Affairs Kedubes Uzbekistan di Indonesia), Mr Sharofiddin Khusenov (Deputi Wali Kota Bukhara), Dr Zokirjon Ruziev (Wakil Rektor IIAU), Mr Bakhodir Khujaev (Pimpinan Internasional Office IIAU), dan Mr Abdirakhmon Omonkulov.

Sedangkan Mr Jamol Nosirov (Wali Kota Bukhara) dan Mr Botirbek Majidov (Sekretaris Rektor IIAU) yang dijadwalkan, berhalangan hadir.

Mr Kamilov sebagai pimpinan delegasi memulai dengan salam dari ‘tanah para imam’ seperti Imam Bukhari, Imam Naqsyabandi, Al Khawarizmi, dan para ulama Islam.

Dia menjelaskan bahwa dalam tujuh tahun terakhir, Uzbekistan telah mencangkan ‘New Uzbekistan’ dengan mengedepankan persahabatan dan kolaborasi khususnya dengan Indonesia.

“Sejarah kolaborasi Indonesia-Uzbekistan telah dimulai sejak kunjungan Presiden Sukarno, yang sampai sekarang membuat masyarakat Uzbekistan selalu teringat akan kunjungan beliau di Samarkand tersebut,” lanjut Kamilov.

Mr Kamilov menawarkan kerja sama berkaitan dengan ziarah turisme ke berbagai destinasi di Uzbekistan seperti makam para ulama seperti Imam Bukhari, Imam Maturidi dan lainnya, kemudian penelitian, training imam/khatib/pelajar, serta studi terkait standar halal dan pertukaran dalam pengalaman fatwa.

Selain itu, Mr Kamilov juga menyampaikan bahwa MUI dapat mengadakan roundtable discussion di Uzbekistan terkait ‘Islam dan kehidupan moral’, selain berkunjung pada berbagai destinasi religius di Uzbekistan dan menyampaikan kuliah umum di universitas Islam di sana.

Ketua Komisi HLNKI MUI Dubes Bunyan Saptomo yang juga menjadi moderator menyampaikan bahwa antara Indonesia dan Uzbekistan memiliki sejarah yang saling menghargai.

“Orang Indonesia sangat menghargai ulama dari Uzbekistan sebab salah satu ulama dari Uzbekistan yakni Maulana Malik Ibrahim As-Samarkandi memiliki pengaruh di Indonesia,” kata Bunyan Saptomo yang juga aktif di Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Pengurus Komisi HLNKI, Abdul Jabbar, menyampaikan bahwa pada 27 September 2023 MUI akan melakukan kunjungan ke Uzbekistan dan akan berkunjung ke beberapa destinasi di sana.

Ketua MUI Bidang Dakwah KH M Cholil Nafis menyampaikan bahwa orang Indonesia, khususnya nahdhiyyin sangat senang jika ada program ziarah.

Dia bahkan telah menyebarkan informasi kunjungan MUI ke Uzbekistan ke beberapa koleganya yang disambut dengan positif. Dia berharap agar ada berbagai kemudahan dari Uzbekistan dalam kunjungan tersebut.

Pertemuan ditutup dengan penyerahan cenderamata dari MUI dan Uzbekistan. Pertemuan tersebut dihadiri juga oleh KH Abdullah Jaidi, KH Shalahuddin Al Aiyub, M Faisal, Shobichatul Aminah, Yanuardi Syukur, Mimin Austiyana, Oke Setiadi Affendi, dan beberapa pengurus MUI lainnya.

Tonton juga video liputannya di bawah ini.

Panduan Digital untuk Wisata Halal di Spanyol

ilustrasi (foto: Republika)

MTN, Jakarta – Spanyol luncurkan panduan perjalanan wisata halal terbaru, dalam wujud digital. Seperti apa?

Dilansir dari ValidNews, Spanyol meluncurkan panduan perjalanan wisata halal terbaru untuk muslim travelers yang akan berkunjung ke negaranya. Khususnya bagi mereka yang berencana menjelajahi wilayah selatan Spanyol, Andalusia.

Bagi pelancong muslim, Andalusia diyakini menjadi tujuan yang menarik. Selain wisata kuliner halal, wilayah tersebut terkenal dengan dereten masjid serta bagunan warisan budaya Islam yang sudah ada sejak lama.

Sebagai sebuah destinasi, Andalusia diyakini memiliki budaya, sejarah, pesta, pemandangan alam, dan monumen yang luar biasa. Layaknya bangunan arsitektur Moor yang terpelihara dengan indah di kota Granada, Andalusia, Istana Alhambra.

Secara lebih luas, inisiatif ini menjadi bagian dari Spanyol untuk memperkuat kesadaran akan upayanya untuk terus memperluas layanan guna memenuhi kebutuhan wisatawan muslim di negara tersebut.

Kehadiran paduan perjalanan wisata halal terbaru ini diharapkan dapat memudahkan para wisatawan muslim untuk mencari referensi, apa yang harus dilihat, apa yang harus dikunjungi, tempat menginap, serta rekomendasi restoran yang ramah terhadap muslim atau menyediakan makanan halal di Spanyol.

“Kami sangat senang dengan Panduan (perjalanan wisata halal) ini. Kami percaya ini adalah alat promosi yang telah kami lewatkan, terutama mengingat sejarah dan warisan Islam Andalusia yang kaya. Andalusia adalah tujuan populer bagi para pelancong Muslim, tetapi penawaran halalnya masih belum banyak diketahui di Asia Tenggara,” ujar Spain’s Tourism Counsellor di Singapore, Monica Sanchez.

Monica Sanchez meyakini, panduan ini bisa memberikan sumber yang berharga untuk meningkatkan kesadaran akan semua elemen praktis yang membuat destinasi, seperti Andalusia lebih menarik bagi pengunjung yang mencari pengalaman perjalanan halal.

Meski begitu, dirinya juga memastikan bahwa strategi mereka lebih dari sekadar menawarkan makanan halal dan tempat ibadah kepada wisatawan muslim. Tetapi juga akan memperhatikan semua praktik budaya, tradisi, dan kepekaan para wisatawan.

Karena hal ini, konten panduan perjalanan wisata halal ini diproduksi oleh Let’s Go Halal, sebuah perusahaan Muslim Spanyol yang berspesialisasi dalam Pariwisata Halal dan pengelola platform online www.letsgohalal.com.

Panduan yang bisa diakses melalui website www.spain.info ini juga disertai dengan kampanye promosi yang mencakup publikasi di platform Asia Tenggara dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, postingan media sosial, dan enam video yang akan dirilis secara bertahap di saluran YouTube resmi Dewan Pariwisata Spanyol, dengan nama akun YouTube @Spain.

Pentingnya Sertifikasi Halal Bagi UMKM

ilustrasi (gambar: Hukum Online)

MTN, Jakarta – Sebanyak 30 juta pelaku UMKM ditargetkan pemerintah untuk masuk ke dalam ekosistem digital. Strategi proaktif yang diperlukan untuk mendorong pelaku UMKM agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki daya saing.

Dilansir dari Republika, salah satu hal yang penting dilakukan adalah menyertakan sertifikat halal pada produk-produk UMKM guna meningkatkan kepercayaan konsumen. Edukasi dan pemahaman mengenai sertifikasi halal, termasuk melakukan ekspor atau go global, penting diberikan kepada para pelaku UMKM.

Isu halal juga menjadi isu yang sangat sensitif di Indonesia, terkait permintaan pasar untuk produk halal global juga sangat besar dan cenderung meningkat.

Staf Ahli Menkominfo Bidang Sosial, Ekonomi dan Budaya, R Wijaya Kusumawardhana mengatakan sertifikasi halal begitu penting. Pasalnya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia.

Wijaya mengutip dari laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISCC) tahun 2023, bahwa sebanyak 237,6 juta penduduk di Indonesia yang beragama Islam. Sehingga, prospek Indonesia dalam mengembangkan wisata halal telah diakui dunia.

“UMKM harus mampu menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan peluang dari pariwisata halal karena telah menjadi pasar yang menjanjikan. Perjalanan wisatawan Muslim global terus meningkat seiring dengan meningkatnya nilai belanja,” ujar Wijaya.

Ia menambahkan soal beberapa hal yang perlu dimiliki oleh destinasi wisata untuk mewujudkan wisata halal. Di antaranya penyediaan makanan halal, fasilitas pendukung untuk beribadah yakni mushola dan tempat wudhu, hingga pelayanan ramah Muslim lainnya.

Untuk itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah berkolaborasi dengan berbagai stakeholder terkait. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma, mengatakan keberlangsungan UMKM khususnya di tengah tren industri halal, turut didukung oleh Bank Indonesia.

Terlebih, saat ini Indonesia menempati posisi top 10 di empat sektor industri halal. Salah satunya yakni membuat program yang memberdayakan UMKM.

“Program IKRA (Industri Kreatif Syariah Indonesia) adalah program pemberdayaan usaha syariah sektor makanan halal dan fashion utamanya berbasis komunitas bersifat end to end dengan tujuan untuk menciptakan pelaku usaha dan produk halal yang berkualitas dan dapat bersaing di pasar halal baik domestik maupun global, sehingga dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap Wahyu menjelaskan.

Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), menggelar Forum Digitalk dengan tema “Sertifikasi Halal untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UMKM” di Tarakan, Kalimantan Utara.

Kegiatan ini merupakan bagian dari acara puncak atau Harvesting Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diselenggarakan 18-20 Agustus 2023. Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemkominfo, Septriana Tangkary, dalam laporannya menjelaskan sejak peluncuran Gernas BBI pada 14 Mei 2020 oleh Presiden Jokowi, kegiatan ini telah menunjukkan kemajuan yang cukup pesat.

Gernas BBI bertujuan untuk mendukung UMKM di masa pandemi dan mendorong masyarakat untuk merasa bangga dan membeli produk lokal. “Kominfo setiap tahun selalu memberikan dukungan di bidang telekomunikasi dan media handling demi kesuksesan Gernas BBI serta dukungan pendampingan pembuatan NIB (Nomor Induk Berusaha) dan forum sosialisasi sertifikasi halal,” pungkas Septriana.

Seluruh Objek Wisata di Gorontalo Ini Berbasis Halal dan Syariat

Bone Bolango, Gorontalo, Sulawesi Utara (foto: Wikipedia)

MTN, Bone Bolango – Seluruh objek wisata di Bone Bolango, Gorontalo, Sulawesi Utara, berbasis halal dan syariat. Seperti apa?

Dilansir dari Liputan 6, banyaknya objek wisata di Bone Bolango (Bonebol) dicanangkan sebagai lokasi wisata berbasis halal dan syariat. Pencanangan ini dilakukan Bupati Hamim Pou usai melakukan zikir dan selawat akbar di lokasi wisata Danau Perintis, Minggu (20/8/2023).

Hamim mengungkapkan, seluruh objek wisata di daerahnya menjadi wisata berbasis halal dan syariat. Hal itu disebabkan hampir seluruh warga di Kabupaten Bonebol beragama muslim.

Dirinya menjelaskan bahwa wisata berbasis halal dan syariat melibatkan 99 persen warga Bone Bolango yang beragama Islam. Belum lagi sebagian besar hidup dan mendapatkan rezeki dari kegiatan-kegiatan pariwisata.

Apa itu wisata yang halal, aman dan syariat? Paling tidak makanan yang disediakan atau dijual aman, menyehatkan dan halal. Tempat wisata juga menyediakan tempat wudu dan salat.

“Pakaian pengunjungnya juga harus lebih sopan dan teratur. Adab berkunjung juga diutamakan,” tuturnya.

“Ini adalah hal yang sederhana. Jangan sampai kita buat tempat wisata yang bagus dan viral, tapi menjadi sumber maksiat. Ini tidak boleh terjadi di tempat wisata yang ada di Bone Bolango,” tegas Hamim.

Bupati mengungkapkan wisata di Bone Bolango banyak dikembangkan demi menghibur dan membahagiakan mata dan hati serta menjaga iman masyarakat. Wisata dengan berbasis syariat juga diharapkan menekan angka maksiat di Bonebol.

Hamim Pou juga mengatakan Danau Perintis tersebut ditata menggunakan Dana PEN kemudian didukung oleh tata cahaya dari Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel sehingga membuat tempat itu menjadi ikon pariwisata baru di Provinsi Gorontalo.

“Ada ribuan orang yang datang kesini. UMKM semua hidup, parkirannya juga bagus, semua bisa mendapatkan penghasilan. Tugas kita sekarang adalah menjaga wisata ini, harus dirapikan semua, jangan sampai menjadi kumuh, semrawut agar bisa memberikan manfaat bagi kita semua,” katanya.

Selain Danau Perintis, revitalisasi dan pengembangan juga dilakukan di Pemandian Lombongo yang kini sudah memiliki sauna dan spa yang terpisah antara laki-laki dan perempuan serta bersifat syariat serta terdapat foodcourt.

Unpad Siapkan Contoh Wisata Halal di Pangalengan

Pangalengan, Bandung (foto: Indozone Travel)

MTN, Jakarta – Tim pengabdian Unpad siapkan cetak biru wisata halal di desa Margamekar, Pangalengan, kabupaten Bandung. Seperti apa?

Dilansir dari situs resmi Unpad, Tim KKNM Universitas Padjadjaran dengan Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Amelia Hayati, S.Si., M.T., M.Si., sukses menggelar acara pelatihan keuangan serta peluncuran produk wisata halal di Pesantren Persis 259 Firdaus, Desa Margamekar, Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (5/8/2023).

Ketua tim KKNM Desa Margamekar, Muhammad Idzhar Faisa mengatakan, tim yang terdiri dari sembilan mahasiswa ini melaksanakan tiga tugas utama, yaitu penyusunan blueprint wisata halal, launching produk, pelatihan keuangan.

Pesantren Persis (PPI) 259 Firdaus yang menjadi pusat perhatian, telah mengidentifikasi potensi dalam unit-unit bisnis yang dimiliki seperti Greenhouse, Adn, Koperasi, serta bisnis kolaborasi Kopi Datar Pinus. Potensi ini menjadi pondasi untuk menghasilkan sebuah konsep wisata halal yang menggabungkan aktivitas bisnis dengan prinsip-prinsip syariah.

Konsep wisata halal memiliki arti lebih dari sekadar makanan yang halal; ia melibatkan pelayanan dan fasilitas yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Pesantren PPI 259 Firdaus menjunjung nilai-nilai tersebut dan menjadi pelopor destinasi wisata halal. Dalam konteks ini, tim KKN-PPM menciptakan konsep wisata halal yang mengintegrasikan kegiatan dari unit-unit bisnis PPI 259 Firdaus dengan nilai-nilai syariah, dimulai dengan penyusunan blueprint.

Konsep ini tidak hanya berfokus pada penyelenggaraan wisata halal, tetapi juga melibatkan upaya menciptakan saluran komunikasi yang lebih efektif antara destinasi wisata halal dengan para konsumennya.

“Dengan merancang sebuah website, tim KKNM Unpad berharap wisatawan akan lebih mudah mendapatkan informasi tentang kegiatan dan fasilitas yang ditawarkan oleh PPI 259 Firdaus, membawa destinasi ini lebih dekat ke tangan calon wisatawan,” kata Idzhar.

Upaya ini akan dipertegas dengan peluncuran blueprint serta website sebagai tanda peresmian produk. Cetak biru ini diharapkan akan memberikan arahan dan pedoman yang bermanfaat bagi PPI 259 Firdaus dalam mengembangkan destinasi wisata halal sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam serta memberikan manfaat jangka panjang.

Namun, pembangunan wisata halal tidak bisa dilepaskan dari aspek keuangan yang berkelanjutan. Kerja sama antara Bank Indonesia (BI) dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam menerbitkan Pedoman Akuntansi Pesantren (PAP) menjadi panduan dalam pengelolaan keuangan pesantren.

Pelatihan keuangan bertujuan untuk mendorong transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan keuangan yang teratur dalam konteks pesantren, menjaga agar pesantren tetap berkembang secara finansial.

Evaluasi atas pelaporan keuangan PPI 259 Firdaus mengungkapkan beberapa ketidaksesuaian dengan Pedoman Akuntansi Pesantren. Namun, semangat untuk mengoptimalkan potensi wisata halal tetap menjadi fokus. Di samping upaya mengembangkan destinasi wisata berbasis syariah, peningkatan dalam tata kelola keuangan menjadi langkah penting untuk memastikan keberlanjutan pesantren dan mengelola aset sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Idzhar pun menyampaikan bahwa KKN ini bukan hanya pengalaman yang berkesan, tetapi juga ladang pengabdian yang komprehensif untuk mengimplementasikan keilmuan yang sudah dipelajari.

“Kami berharap upaya kami dalam mengembangkan konsep wisata halal dapat memberikan manfaat bagi PPI 259 Firdaus serta menjadi sumbangsih nyata dalam memadukan nilai-nilai agama dengan industri pariwisata,” ujarnya

Diharapkan, kehadiran blueprint dan website akan membantu PPI 259 Firdaus menjadi destinasi wisata halal yang berdaya saing serta memberikan dampak positif bagi pesantren dan masyarakat sekitar.

Gagasan Pengembangan Wisata Halal untuk Banyumas

foto: harapanrakyat.com

MTN, Purwokerto – Praktisi bisnis kuliner, Toto Sutrisno, menggagas pengembangan wisata ramah umat muslim atau yang biasa disebut dengan wisata halal di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, karena dianggapnya telah memenuhi beberapa kriteria untuk mewujudkan hal itu.

“Kita itu punya mimpi, di Banyumas ini. Kan luar biasa untuk kunjungan wisatanya,” kata Direktur Utama Pringsewu Restaurant Group tersebut, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu (20/8).

Dilansir dari Antara, Toto mengatakan hal itu saat penyerahan sertifikat halal dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah kepada Pringsewu Restaurant Group yang telah mendapat pendampingan sertifikasi oleh Halal Center Universitas Islam Negeri, Prof KH Saifuddin Zuhri dari (UIN Saizu) Purwokerto.

Saat diminta menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, Toto bersama pengurus Halal Center UIN Saizu menyampaikan usulan agar di Banyumas ada wisata ramah umat muslim atau wisata halal.

“Kenapa Banyumas yang indah dan bagus ini, tidak kita move sekalian, kita angkat sekalian, apalagi di Banyumas khususnya Baturraden sudah menjadi ikon yang terkenal di mana-mana,” katanya.

Dalam hal ini, dia mengusulkan di Baturraden ada kawasan wisata halal yang tidak hanya ramah terhadap umat muslim, juga semua masyarakat.

Dengan demikian, kata dia, di kawasan wisata tersebut halalnya akan muncul.

“Artinya, kawasan wisata halal, halal tourism, kenapa tidak dilakukan di Banyumas. Semuanya sudah ada, tempat wisatanya sudah ada, tempat ibadahnya sudah ada, tinggal lokasi saja yang dilokalisasi, kemudian kita bina,” tegasnya.

Terkait dengan hal itu, Toto mengatakan jika nanti diizinkan dan diridhai Allah, Pringsewu akan menjadi pelopor di sisi pengembangan wisata halal di Banyumas.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Musta’in Ahmad mengakui masyarakat Banyumas memiliki nilai-nilai agama yang tinggi karena berdasarkan sejarah, banyak ulama dan tokoh-tokoh agama besar ada di Banyumas.

Bahkan, kata dia, berbagai agama berkembang dengan baik di Banyumas.

“Halal itu diterima di semua kesadaran moralitas bangsa, apa pun agama dan kepercayaannya, sehingga kalau ini (wisata halal, red.) didorong, maka kemudian semua ini akan bisa menerima,” jelasnya.

Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan restoran, perhotelan, produk makanan, dan fasilitas-fasilitas wisata yang lain bukan hanya untuk muslim juga untuk agama lain dapat merasa nyaman.

Menurut dia, hal itu karena produk yang halal ini sehat, bersih, dan aman.

“Tentu ada ukuran-ukuran, nilai-nilai agama yang jadi standar, dan itu beririsan atau berkaitan dengan nilai-nilai moralitas yang memang itu jadi watak dasar, jadi identitas khas bangsa kita, bangsa yang bermoral,” pungkasnya.

App Ini Mungkin adalah Opsi Tepat untuk para Pelancong Muslim

MTN, Jakarta – Agen wisata Cheria Holiday mempunyai produk aplikasi bernama Halal Traveler Club. App ini diklaim tepat unutk para pelancong muslim

Dilansir dari Antara News, CEO Cheria Holiday, Cheriatna, mengatakan, aplikasi Halal Traveler Club dirancang sebagai direktori halal lifestyle berbasis digital yang mengakomodir berbagai kebutuhan wisata pelancong muslim.

“Fitur-fitur dalam aplikasi ini akan mengoptimalkan kebutuhan marketing paket wisata halal seluruh mitra dan agen Cheria Holiday di Indonesia,” imbuh perempuan yang juga merupakan Ketua Asosiasi Travel Halal Indonesia (ATHIN) ini, di sela-sela acara penganugerahan penghargaan Mitra Cheria Holiday yang digelar di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (18/8).

Cheriatna melanjutkan, pihaknya optimistis aplikasi ini akan diunduh sebanyak satu juta kali.

“Selain puluhan mitra dan ratusan agen, beberapa komunitas bisnis juga siap tempur. Di antaranya Komunitas Pejuang Subuh, Komunitas Cuan Club, Komunitas TourPreneur, dan Komunitas Republik Bisnis,” ungkapnya.

Cheriatna menambahkan Halal Traveler Club tidak semata menunjang mitra dan agen Cheria Holiday. Seluruh traveler muslim bisa menuai sederet manfaat dan meraup penghasilan fantastis.

“Aplikasi Halal Traveler Club ini Insya Allah bakal digemari milenial. Pertama, ke mana kaki melangkah, enggak galau lagi soal penginapan, tempat ibadah, dan restoran halal. Kedua, rekomendasi lengkap paket wisata halal favorit di dalam dan luar negeri. Ketiga, notifikasi doa harian dan hadist yang tidak terinterupsi iklan. Keempat, punya kesempatan luas keliling dunia gratis,” pungkasnya.

Potensi Kerjasama Wisata Muslim RI-Uzbekistan

illustrasi (gambar: pasardana.id)

MTN, Jakarta – Pada 8 Agustus 2023 Delegasi dari Kementerian Pariwisata dan Warisan Budaya Uzbekistan yang dipimpin oleh Kepala Wilayah Bukhara, telah berkunjung ke MUI. Delegasi telah diterima oleh Ketua MUI Bidang HLN, Prof Dr Sudarnoto Abdul Hakim, dan Ketua MUI Bidang Dakwah, KH Dr Cholil Nafis, serta Ketua Komisi HLN MUI, Bunyan Saptomo.

Dilansir dari mui.or.id, Delegasi Uzbekistan menyampaikan maksud kunjungannya adalah untuk meningkatkan kerja sama bidang parisiwata dan warisan bBudaya dengan Indonesia termasuk dengan MUI.

Disampaikan pula bahwa Uzbekistan kaya akan warisan budaya Islam, seperti makam Imam Bukhari, Imam Turmudzi, dan lain-lain. Selain mengusulkan Kerja sama dengan MUI di bidang wisata Muslim dan juga mengundang MUI untuk berkunjung ke Uzbekistan guna menjalin kerja sama yang lebih erat dalam bidang pariwisata dan keislaman. Delegasi juga mengindikasikan akan membantu biaya lokal di Uzbekistan untuk beberapa orang delegasi inti dari MUI.

Setelah berakhirnya pandemi Covid-19, hubungan kedua negara mengalami semangat baru. Tahun lalu (20 September 2022) Dubes Uzbekistan berkunjung ke MUI dan diterima oleh Waketum MUI, Dr KH Marsudi Syuhud, Sekjen MUI Dr Amirsyah Tambunan, dan Ketua Komisi HLN Bunyan Saptomo.

Pada kesempatan tersebut Dubes Uzbekistan menginformasikan rencana pembukaan penerbangan langsung ke Jakarta oleh Uzbekistan Air untuk meningkatkan hubungan sosial budaya kedua bangsa sesama Muslim, dan menginformasikan rencana kunjungan Wakil Gubernur dan Mufti Samarkand ke Indonesia.

Kemudian pada kunjungan Wakil Gubernur dan Mufti Samarkand ke MUI pada 2 Februari 2023 delegasi diterima oleh Sekjen MUI dan Ketua Komisi HLN MUI. Pada pertemuan tersebut delegasi menyampaikan minatnya untuk meningkatkan kerja sama pariwisata dan keislaman. Delagasi juga mengundang MUI untuk berkunjung ke Uzbekistan guna mempererat persahabatan dua bangsa Muslim.

Selain itu, kita mencatat bahwa Wapres RI yang juga Ketua Wantim MUI, KH MUI Maruf Amin, telah berkunjung ke Uzbekistan pada 13-14 Juni 2023 lalu. Wapres menyambut baik pembukaan penerbangan langsung ke Jakarta. Diharapkan hal ini dapat mendorong peningkatan hubungan kedua negara di segala bidang, termasuk perdagangan produk halal.

Indonesia dan Uzbekistan sama-sama merupakan negara Muslim dan anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Menurut Sejarah, hubungan kedua bangsa telah terjalin sejak awal-awal penyebaran agama Islam di Nusantara.

Salah satu penyebar agama Islam adalah ulama dari Samarkand Uzbekistan, yaitu Maulana Ibrahim As-Samarkandi yang oleh Masyarakat Jawa dikenal sebagai Asmoro Kandi.

Makam beliau sampai saat ini menjadi salah satu tujuan wisata religi atau ziarah Wali Songo yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Selanjutnya, jaringan ulama Uzbekistan secara genealogi keilmuan juga meninggalkan jejak yang sangat luar biasa di Indonesia.

Kitab-kitab karya ulama Uzbekistan yang lahir di Kota Bukhara, Samarkand, Tashkent, Termez, Khiva, dan kota lainnya, banyak dipelajari dan dikaji di pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia sampai saat ini.

Di antaranya adalah suluk Asmara yang dikarang oleh Maulana Ibrahim as Samarkandhi, dan karya besar Shahih Bukhari yang dikarang Imam Bukhari, juga kitab At-Tirmidzi yang ditulis Imam at-Tirmizi yang berasal dari kota Termez Uzbekistan.

Ulama Indonesia yang punya genealogy keilmuan (sanad) yang dengan Imam Bukhari adalah Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari. Sampai saat ini tradisi pengajian kitab Shahih Bukhari masih berjalan di Pondok Pesantren Tebuireng, Tambakberas dan banyak pondok pesantren di seantero Indonesia.

Secara resmi hubungan diplomatik Indonesia dan Uzbekistan dimulai pada 23 Juni 1992, setelah Uzbekistan merdeka dari Uni Soviet pada tanggal 28 Desember 1991. Namun di masa Uni Soviet, Presiden Soekarno sudah mengunjungi makam Imam Bukhari di Samarkand pada September 1956.

Setelah terjalinnya hubungan diplomatik, hubungan kedua negara berkembang pesat, baik di bidang politik, budaya dan ekonomi. Di bidang budaya, pada 1997 Bahasa Indonesia mulai diajarkan sebagai salah satu mata kuliah di Tashkent Institute of Foreign Languages (sekarang: Uzbekistan World Language University) dengan dua orang pengajar, yaitu: Muhasan, bekas mahasiswa ikatan dinas masa Soekarno, dan Amir Astapradja, staf KBRI Tashkent saat itu.

Pada 2001, berkat upaya Professor Namozov bekerjasama dengan KBRI Tashkent, Pusat Studi bahasa dan budaya Indonesia dibuka di Samarkand. Lembaga tersebut setiap tahun melatih lebih dari 20 siswa.

Bahasa dan budaya Indonesia juga diajarkan di Samarkand State Institute of World Languages. Pada 2003, di Tashkent Institute of Oriental Studies juga dibuka Pusat Bahasa Indonesia.

Pada 2003 atas inisiatif beberapa jurnalis Uzbekistan, didirikan sebuah organisasi non-formal, Press Morning Club, yang anggotanya terdiri dari para jurnalis terkemuka dari berbagai media Uzbekistan.

Klub tersebut banyak melakukan kegiatan-kegiatan kerjasama budaya Indonesia-Uzbekistan. Salah satu kegiatannya yang signifikan, adalah penyelenggaraan malam konser solidaritas Uzbekistan untuk korban Tsunami di Aceh untuk penggalangan dana bagi para korban melalui Red Crescent of Uzbekistan.

Mengingat antusiasme yang begitu tinggi dari pihak Uzbekistan seperti yang dijelaskan di atas, maka Komisi HLN MUI merasa perlu untuk menanggapi secara positif undangan pihak Uzbekistan dengan mengadakan misi Muhibbah ke Uzbekistan dalam waktu dekat.

‘Paket Wisata Halal Terfavorit, ke Negara-negara Eropa’

ilustrasi (Cheria Travel)

MTN, Jakarta – Paket wisata halal makin banyak peminatnya, dan paling banyak ke negara-negara Eropa. Benarkah?

Dilansir dari Republika, pendiri Rabbani Tour & Travel, Masrura Ram Idjal, mengatakan industri pariwisata halal semakin dilirik oleh masyarakat Muslim di Indonesia. Hal ini didorong oleh tumbuhnya kesadaran untuk mengimplementasikan nilai-nilai Islam di berbagai lini kehidupan, tidak terkecuali sektor pariwisata.

Masrura yang sudah 29 tahun berkecimpung di bisnis travel, melihat adanya pertumbuhan tren wisata halal. Terbukti, paket wisata halal yang dia gagas di Rabbani Tour sering kebanjiran peminat.

“Selain umroh, umroh plus, kami memiliki paket wisata halal. Nah, wisata halal ini yang kami lihat semakin banyak peminatnya,” kata Masrura dalam acara diskusi ‘Indonesia Womenpreneur Conference di Plaza Indonesia’, Rabu (12/7).

Menurut Masrura, paket wisata halal yang paling laku adalah wisata ke negara-negara Eropa ataupun negara mayoritas non-muslim, di mana orang Islam sering kali kesulitan mencari makanan halal ataupun tempat untuk beribadah. Karenanya, Rabbani Tour berusaha menjawab keresahan pelancong Muslim dengan memberikan layanan serba halal.

Layanan yang diberikan Rabbani Tour termasuk menyediakan makanan dan minuman yang kehalalannya terjamin, hingga mencarikan tempat shalat selama berwisata. Untuk makanan dan minuman, Rabbani Tour biasanya bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) setempat.

“Misalnya kita pakai kateringnya KBRI, memang cost-nya lebih mahal. Tapi itu cara kami menggaransi bahwa makanan dan minumannya 100 persen halal. Kita tahulah kalau di restoran negara-negara Eropa itu belum tentu masaknya dipisah sama non-halal, dagingnya nggak tahu halal atau haram, gitu,” kata Masrura.

Menurut Masrura, pertimbangan nilai keislaman dalam berwisata sangat penting. Karena sebagai seorang Muslim, berwisata merupakan salah wujud tadabbur yakni menghayati dan mengagumi keindahan ciptaan Allah SWT. Niat baik itu bisa menjadi salah jika pada prosesnya orang Muslim tidak menunaikan ibadah wajib.

“Wisata itu niatnya untuk mentadaburi nikmat Allah SWT, tapi bagaimana jika kita malah jadi kufur karena enggak shalat dan makan yang haram? Makanya memang nilai spiritual itu penting dalam berwisata,” pungkasnya.